Penjelasan tentang Kudo, Layanan Milik Grab yang Digunakan Membobol Bank
Kanit I Ditsiber Bareskrim Mabes Polri, Kompol, Ronald Sipayung menjelaskan, aksi pembobolan bank ini ini dilakukan oleh beberapa komplotan.
Editor: Choirul Arifin
Oleh: Eldo Christoffel Rafael
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan ride hailing asal Malaysia, Grab kembali jadi sorotan. Kali ini Kudo, salah satu perusahaan yang diakusisi Grab pada tahun 2017, disebut telah digunakan untuk membobol dana nasabah bank BUMN total senilai Rp 16 miliar.
Kanit I Ditsiber Bareskrim Mabes Polri, Kompol, Ronald Sipayung menjelaskan, aksi pembobolan bank ini ini dilakukan oleh beberapa komplotan.
Saat ini yang sudah berhasil ditangkap dua orang. Kedua pelaku yang berinisial YA (24) dan RF (23) dan berstatus mahasiswa itu di tangkap di Palembang, Sumatera Selatan.
"Yang kemarin kami tangkap membobol Bank BUMN dengan total kerugian Rp 1,3 miliar," ujar Ronald Sipayung dalam siaran persnya, Rabu (11/9/2019).
Baca: Kabut Asap Juga Bikin Sriwijaya Air Kalang Kabut, Pendaratan Sejumlah Pesawat Dialihkan
Modus yang dilakukan oleh para tersangka yaitu melakukan top up dan transfer menggunakan aplikasi Kudo dengan menggunakan virtual account bank BUMN.
"Namun saldo yang ada dalam akun Kudo tersangka tidak berkurang atau tidak terpotong, sementara dalam virtual account bank tercatat bahwa top up dan transfer tersebut sukses/berhasil," tulis Ronald.
Kudo atau Kios Untuk Dagang Online merupakan platform pembayaran dengan konsep online to offline (O2O).
Baca: Kabut Asap Mulai Mengancam Penerbangan, Hari Ini Garuda Batalkan 12 Flight
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan yang didirikan Albert Lucius dan Agung Nugroho pada bulan Juli 2014 menggandeng sejumlah e-commerce seperti Lazada, Elevenia, Berrybenka, Hijabenka, Sociolla, Lakupon, dan Pesona Nusantara.
Pasca akuisisi oleh Grab, platform Kudo kemudian diintegrasikan secara penuh ke dalam ekosistem pembayaran milik Grab, yaitu Ovo. Nilai akuisisi Kudo ditaksir mencapai sekitar US$ 100juta.
Di bawah kendali Grab, Kudo juga digunakan ojol Malaysia itu untuk menjaring driver.
Setiap agen Kudo yang dapat merekrut driver Grab bakal mendapatkan komisi.
Setelah tergabung dengan Grab, berbagai perubahan terjadi di struktur Kudo.
Akhir tahun lalu Albert Lucius, melepaskan jabatannya sebagai CEO Kudo dan bergabung sebagai eksekutif di Ovo.
Platform pembayaran ini dikuasai Grab setelah mengambil alih saham Grup Lippo di Ovo. Posisi CEO Kudo digantikan oleh Agung Nugroho, yang sebelumnya jadi Chief Operations Officer (COO).
Pasca masuknya Albert, aliansi Ovo dan Kudo semakin menjadi.
Dua platform pembayaran itu saling berbagi peran untuk menjaring konsumen. Misalnya kepada Mitranya, KUDO menjanjikan seluruh fitur OVO Cash.
Terkait kasus pembobolan bank, Kudo menyatakan bahwa tak ada masalah keamanan pada aplikasi Kudo untuk melakukan transaksi.
"Kudo telah melakukan pengecekan kembali kepada Direktorat Siber Bareskrim Polri dan menyimpulkan bahwa tidak ada pernyataan dari Direktorat Siber Bareskrim Polri yang menyebutkan kesalahan atau pun masalah keamanan pada aplikasi Kudo," ungkap Communications Specialist Kudo Purinta Nira Diani, dalam siaran persnya, Rabu (11/9/2019).
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul: Ini penjelasan tentang Kudo, layanan milik Grab yang digunakan membobol bank.