Ada Paylater Card, BRI Targetkan Transaksi Kartu Kredit untuk Travel Tumbuh 3-5 Persen
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bekerja sama dengan Traveloka dan Visa untuk menerbitkan Paylater Card.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bekerja sama dengan Traveloka dan Visa untuk menerbitkan Paylater Card.
Kartu ini memudahkan pengguna dalam bertransaksi di merchant online dan offline jaringan Visa di berbagai negara dengan skema pinjaman atau bayar kemudian (pay later).
Keunikan Paylayer adalah pengguna bisa mengajukan kredit secara onine via aplikasi Traveloka. Proses aplikasi dan verifikasi disebut hanya memakan waktu kurang dari 1 jam hingga paling lama selama 1 hari.
Direktur Konsumer Bank BRI Handayani mengatakan, dengan adanya produk ini, transaksi kartu kredit BRI di sektor travel dan leisure (pelesir) bisa tumbuh 3-5 persen dari 40 persen menjadi 43-45 persen dari total transaksi pakai kartu kredit.
"Saat ini (segmen travel) posisinya nomor dua. Kira-kira porsinya dari penggunaan kartu kredit secara portfolio 40 persen. Dengan ini mudah-mudahan jadi nomor 1. Kalau bicara travel komponennya ada akomodasi, transportasi, restauran dengan adanya Paylater harapannya meningkat cukup signifikan yaitu 3-5 persen," kata Handayani usai peluncuran Paylater Card di KBRI di Singapura, Kamis (26/9/2019).
Dia melanjutkan, hingga Agustus 2019, nilai transaksi kartu kredit di sektor travel mencapai Rp9 triliun. Dia mengharapkan Paylater Card bisa menambah nilai tersebut sebesar Rp1 triliun.
"Dengan PayLater tahun pertama kira-kira jumlah kartu targetnya bertumbuh 100 ribu. Nilainya Rp 1 triliun. Jumlah kartu aktifnya bisa tumbuh 40 persen (year on year/yoy)" jelas Handayani.
Sebagai informasi, pertumbuhan bisnis kartu kredit BRI di kuartal II 2019 mencapai 32 persen (yoy). Hingga April 2019, nominal transaksi naik 10,9 persen yoy menjadi Rp109,71 triliun.
Belanja masih menjadi kontributor utama transaksi, atau menyumbang 97,1 persen terhadap total portofolio. Sisanya, atau 2,9 persen merupakan transaksi tunai.
Nilai transaksi belanja menggunakan kartu kredit hingga April 2019 sebesar Rp 106,48 triliun atau naik 10,9 persen yoy. Sementara transaksi tunai kartu kredit tumbuh 7,4 persen yoy menjadi Rp 3,23 triliun.
Sementara itu, secara volume transaksi kartu kredit tumbuh tipis. Per April 2019, total penggunaan kartu kredit sebanyak 112,81 juta kali atau naik 2,2 persen yoy.