Kisah Para Pengusaha Sukses yang Memaksimalkan Modal Kecil Menjadi Keuntungan Besar
Banyak yang bilang kalau memiliki usaha itu tidak nyaman, harus bekerja sama dengan lembaga pinjaman dana agar mendapatkan modal yang besar.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Banyak yang bilang kalau memiliki usaha itu tidak nyaman, harus bekerja sama dengan lembaga pinjaman dana agar mendapatkan modal yang besar, mendapatkan untung tidak tentu bahkan ada yang bilang seperti ini,”kan sekarang udah dapat pendapatan yang oke, keuangan sudah stabil juga, gak sayang nanti kalau ninggalin kerjaan demi sesuatu yang belum pasti?”
Well, untuk orang yang membaca artikel ini pasti sudah tidak asing dengan pernyataan di atas. Namun bila passion kamu adalah menjadi entrepreneur alias pengusaha dan masih menjadi karyawan, kamu harus menjalankan bisnis dengan resiko yang minim dan hasil yang maksimal. Dengan harapan, sampingan yang kamu kerjakan bisa menjadi pekerjaan utama kamu.
Oleh karena itu, agar jiwa entrepreneurship kamu terus membara, kami mencoba mengumpulkan cerita para pengusaha yang sukses membesarkan bisnisnya dengan modal yang bisa dibilang tidak seberapa. Penasaran? Mari terus lanjutkan baca artikel di bawah ini.
Baca: Bisnis Hotel di Nusa Penida Menjanjikan
1. Sang Pelopor Makanan Ringan Kekinian
Siapa sih yang gak kenal “kripik setan” Maicih? Penikmat makanan ringan pasti tahu merek yang viral pada tahun 2010-2011 ini. Pemuda dibalik suksesnya makanan ringan ini adalah Reza Nurhilman. Reza memulai bisnis keripik singkong ini pada pertengahan 2010 seorang diri saat berusia 23 tahun dengan modal awal 15 juta rupiah. Untuk bisnisnya ini, ia menggandeng satu produsen keripik lokal di Bandung.
Reza mulai memasarkan produknya dengan cara sederhana melalui platform Twitter sebelum mengembangkan bisnisnya dengan konsep agen yang memasarkan produknya dengan cara berkeliling atau nomaden. Saat itu Reza tidak berniat untuk membuka toko seperti kebanyakan penjual makanan ringan lainnya. Cara berpikir out of the box dengan cara mengeksklusifkan produknya menjadi kunci kesuksesan Maicih.
Agen yang disebut Jendral akan memasarkan produk Maicih secara nomaden setiap harinya. Melalui twitter, para jendral memberi informasi letak agen tersebut berjualan. Teknik pemasaran yang sangat unik pada waktu itu. Hasilnya baru berjalan 6 bulan, Reza berhasil meraup omzet mencapai Rp7 miliar per bulan! Pendapatan yang sangat fantastis yang didapat oleh pria berusia 23 tahun saat itu.
2. Dokter Penyembuh Sepatu
Dia adalah Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter lulusan fakultas kedokteran UGM yang banting setir membuka bisnis cuci sepatu. Berawal dari kecintaanya terhadap sneakers, ia sering bersih-bersih sepatu dan dipajang di depan kamar kos miliknya. Kebiasaan inilah yang menarik perhatian teman-temannya, lalu mereka meminta Trita untuk membersihkan sepatunya. Di sinilah awal mula berkembangnya bisnis sepatu dimiliki oleh Tirta. Berawal dari usaha sampingan dengan modal sabun cuci buatan USA seharga Rp400.000, ia bisa membeli keperluan kuliah tanpa harus membebani orang tua.
Semua berubah ketika erupsi Gunung Kelud terjadi pada 14 Februari 2014, abu vulkanik yang tersebar ke segala penjuru kota membuat Tirta kebanjiran pesanan untuk membersihkan sepatu. Dari situ ia terpikir untuk serius membuka jasa perawatan sepatu premium dengan harga terjangkau bernama Shoes and Care.
Pertama ia memasarkan usahanya di sosial media dan banyak respon positif dari warganet. Ia pun terus kebanjiran order sampai ratusan pasang sepatu setiap harinya. Klien-kliennya pun mulai berdatangan dari luar kota. Bisnisnya semakin besar, kamar kos yang ia tempati tidak lagi muat menaruh ratusan pasang sepatu yang akan dicuci. Sehingga ia menyewa sebuah kios kecil di daerah Alun-Alun Kidul.
Bermodalkan 25 juta untuk menyewa 1 kios, dalam waktu 3 tahun ia berhasil membuka 35 workshop Shoes and Care yang tersebar di 9 kota di Indonesia.
3. Menyulap Rp2,5 Juta Menjadi Milliaran Rupiah
Dia adalah Youmeda, seorang wanita kelahiran tahun 1991 ini mengaku melihat peluang yang sangat besar ketika memulai bisnis make up pada tahun 2013 kemarin. Ia memulai bisnis ini saat masih menjadi mahasiswa pada jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang. Saat itu Youmeda juga mengaku pada semester 5 perkuliahan, ia melihat peluang jual beli make up bisa menguntungkan, tanpa menunggu aba-aba, ia langsung terjun ke bisnis ini.