Fakta-fakta LRT Jabodebek, Beroperasi Penuh Mulai 2021 hingga ''Driverless''
perkembangan pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I sampai dengan 4 Oktober 2019, telah mencapai 66,13 persen
Editor: Sanusi
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menjelaskan, ada beberapa uji coba yang harus dilakukan hingga akhirnya sistem otomasi GoA 3 bisa beroperasi.
"Banyak banget (tahap pengujiannya). Awal ini uji sistem dulu. Yang pertama (untuk) kereta uji dinamis. Kan baru diuji statis di pabrikan, setelah itu uji dinamis, setelah itu uji integrasi," jelas Zulfikri di kesempatan yang sama.
"Karena nanti GoA 3 nanti ada interaksi dengan track. Beberapa bulan ini uji dinamis dari track-nya dulu," jelas dia.
3. Tarif Rp 12.000, flat
Budi Karya menyampaikan tarif LRT nantinya akan dipatok Rp 12.000, untuk layanan Cibubur - Dukuh Atas. Tarif tersebut sudah merupakan tarif subsidi yang diberikan oleh pemerintah sebesar 50 persen. Pasalnya, harga komersil dari LRT Jabodebek diperkirakan Rp 25.000.
"Perkiraan Rp 12.000. Sudah subsidi karena harga komersialnya Rp 25.000," ujar dia.
Budi menjelaskan, pemberlakukan tarif akan sama untuk semua jurusan.
Meskipun demikian, tarif tersebut sewaktu-waktu bisa berubah seiring dengan diperluasnya jangkauan LRT hingga Bogor.
Adapun untuk koridor Cibubur-Cawang rencananya bakal dilakukan uji coba pengoperasian pada 18 Oktober hingga 18 November 2019. Proses uji coba hingga pengoperasian, menurut Budi Karya bakal memakan waktu hingga 1 tahun.
"Itu dari pengalaman LRT Palembang," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beroperasi Penuh 2021, Ini Fakta-fakta LRT Jabodebek"