Pesan Warren Buffett untuk Investor Pasar Modal: Takutlah Saat Orang Lain Serakah
Gaya investasi Buffett disebut sebagai gaya investasi puntung cerutu, di mana seseorang mengambil puntung-puntung cerutu yang dibuang di pinggir jalan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Sebagai seorang investor kawakan, Warren Buffett pernah mengatakan merupakan hal yang bijaksana untuk merasa "takut ketika orang lain serakah dan serakah ketika orang lain takut".
Pernyataan ini agak berlawanan dari pandangan pasar saham dan berhubungan langsung dengan harga aset: ketika yang lain serakah, harga biasanya mendidih, dan orang harus berhati-hati agar tidak membayar lebih untuk aset kemudian mengarah ke penurunan.
Ketika orang lain takut, itu bisa memberikan peluang membeli nilai yang baik.
Buffett mengingatkan, harga adalah apa yang Anda bayar, dan nilainya adalah apa yang Anda dapatkan - bayar harga terlalu tinggi maka Anda akan merugi.
Untuk menguraikan hal ini, nilai suatu saham relatif terhadap jumlah pendapatan yang akan dihasilkannya selama umur bisnisnya.
Secara khusus, nilai ini ditentukan dengan mendiskontokan semua arus kas masa depan kembali ke nilai sekarang, yaitu nilai intrinsik.
Baca: Keluarga Janda di Sragen Hajatan Nikahkan Anaknya, Tak Ada Tetangga yang Datang Hanya Gara-gara Ini
Bertindak serakah ketika orang lain takut dan menuai hasil yang tinggi, di bawah situasi yang tepat: prediktabilitas harus ada, dan peristiwa jangka pendek yang menyebabkan penurunan harga berikutnya tidak boleh mengikis keuntungan.
Berikut sejumlah kisah Buffett yang bisa dijadikan pelajaran seperti yang dikutip dari berbagai sumber.
Puntung Cerutu dan Coca-Cola
Warren Buffett bukan hanya investor yang kontroversial. Dia mungkin apa yang Anda sebut “investor dengan nilai orientasi bisnis.”
Artinya, ia tidak membeli apa pun dan semuanya hanya karena sedang dijual.
Baca: UU Hasil Revisi Berlaku, Bisakah KPK Tetap Jalankan Tugas Pemberantasan Korupsi?
Gaya investasi Buffett disebut sebagai gaya investasi puntung cerutu, di mana seseorang mengambil puntung-puntung cerutu yang dibuang di pinggir jalan, menjualnya dengan diskon besar untuk nilai buku dengan satu kepulan tersisa.
Baca: Fadli Zon Disebut-sebut Masuk Bursa Calon Menteri di Kabinet Jokowi, Segini Daftar Kekayaannya
Meskipun Warren Buffett memulai karir berinvestasi dengan cara ini, seiring dengan mulai banyaknya ia memakan asam garam kehidupan, dirinya mulai berevolusi.
Dengan bantuan Charlie Munger, ia menemukan tanah bisnis yang luar biasa, rumah See's Candy and Coca-Cola (KO), bisnis dengan ekonomi kompetitif yang tahan lama dan rasional, dengan manajemen yang jujur.
Baca: Jokowi Dilantik 20 Oktober, Tapi Susunan Kabinet Jokowi-Maruf Sudah Bocor, Begini Reaksi Istana