Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kementerian KKP: Masih Banyak Nelayan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Namun kondisi ekonomi masyarakat pesisir umunnya masih tertinggal jauh.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kementerian KKP: Masih Banyak Nelayan Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
TRIBUNNEWS/REYNAS
Plt. Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Yayan Hikmawati 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Maman Hermawan menyatakan, potensi perikanan dan kelautan belum cukup signifikan dapat mensejahterakan para pelaku perikanan.

“Nelayan pada perikanan skala kecil masih hidup dalam garis kemiskinan,” ujar Maman saat tampil jadi pembicara di seminar nasional di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Maman menjelaskan, fakta tersebut menandakan masih sangat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah dan menuntut peran seluruh elemen masyarakat.

Dia mengingatkan, Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.

Namun kondisi ekonomi masyarakat pesisir umunnya masih tertinggal jauh. Karenanya, dibutuhkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berdaulat dan berkelanjutan.

Baca: Mendebut di Tokyo Motor Show, Mobil Listrik Mazda Tanpa Pintu Belakang Bergaya RX-87

“Tujuan utama pembangunan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yakni mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan meningkat sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera,” ujar Maman.

Baca: Gelaran Perdana Indonesia Truck & Pick Up Auto Show 2019 Akan Hadir di Purwokerto

Berita Rekomendasi

Seminar nasional yang digelar di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, hari ini diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Indonesia Marine and Fisheries Socio Economics Research Network (IMFISERN).

Baca: Cerita Lengkap Nyasarnya Bus Sudiro Tungga Jaya di Tepi Jurang Hutan Wonogiri

Plt. Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Yayan Hikmawati menjelaskan seminar tahunan kali ini menerima 100 makalah terdaftar dengan 80 makalah yang dipresentasikan secara oral dan 20 makalah poster.

“Seminar ini setiap tahun rutin digelar sebagai ajang komunikasi pertukaran informasi hasil riset dari berbagai kalangan. Ada dari praktisi, akademisi, tokoh, lembaga swadaya masyarakat,” ujar Yayan.

Menurut Yayan, hasil riset yang dibawa ke seminar ini secara tidak langsung memegang peran penting dalam upaya penegakan kedaulatan ekonomi dan kedaulatan NKRI.

Ia menambahkan, dukungan riset sosial ekonomi dapat menjadi akselerator dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan perikanan.

Penyelenggaraan seminar ini sendiri diharapkan mendorong sinkronisasi dan harmonisasi penelitian sosial ekonomi kelautan perikanan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas