Pelaku Usaha Dukung Pemerintah Jembatani Gap Harga EBT
Harga keekonomian proyek panas bumi yang dihitung para pengembang selalu ada di atas daya beli PLN yang diukur dengan Biaya Pokok
Editor: Hendra Gunawan
Dukungan Swasta
Surya menyatakan, sejauh ini METI sebagai wadah bersatunya para pelaku industri EBT konsisten mendukung program pengembangan dan percepatan EBT menuju target 23 persen di tahun 2025.
“Ini kan bagian dari target transisi, karena seluruh dunia sedang menuju pengalihan energi rendah karbon. Kalau target itu tidak segera dilaksanakan, kita bisa langsung kolaps,” ujarnya.
Prijandaru memberikan pernyataan serupa. Energi panas bumi, menurutnya sangat seksi sehingga sebenarnya banyak pengusaha, baik pemain besar maupun yang masih baru, tertarik untuk mengelola sumber eneri ini. Namun menurutnya, tentu saja pengusaha tidak mau rugi. Dengan risiko begitu besar dalam proses produksinya, tentu mereka ingin mendapatkan return yang paling pas.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, potensi listrik sumber EBT Indonesia mencapai 400 GW, namun realisasinya baru sebesar 32GW.
Perihal angka ini, Surya berpendapat potensi EBT yang masih sangat besar semestinya bisa dilihat sebagai peluang bisnis baru.
“Sampai akhir 2018, energi terbarukan hanya menyumbang 8,6 persen dalam bauran energi nasional. Kami akan terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan menuju 23 persen pada tahun 2025 dan menjadi 30 persen pada tahun 2050,” ujar Surya seperti dikutip dari Petrominer.com.
Menurut Surya, idealnya pada tahun 2025 kita sudah bisa merealisasikan penggunaan listrik sumber EBT sebesar 45 GW, baik dari PLN maupun dari pihak swasta.
“Artinya dalam kurun 5 tahun ke depan, kita semestinya bisa menambah listrik EBT sebesar 9,9GW,” ujarnya.
“Persoalannya, untuk pengembangan dan percepatan tersebut, kemampuan negara kan juga terbatas. Oleh karena itu perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Dan untuk mengajak swasta ikut berinvestasi, sudah tentu perlu daya tarik sendiri,” lanjutnya.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan EBT. Sumber energi terbarukan di Indonesia bisa dikategorikan ke dalam enam kluster yaitu panas bumi, air, angin, bio energi, matahari, dan laut.
Perihal potensi energi panas bumi, Prijandaru memberikan data, saat ini potensi panas bumi Indonesia mencapai 25 ribu MW (25 GW), namun yang terpakai baru 2000MW (2 GW). Masalahnya, kendati sumbernya berlimpah seperti energi fosil, satu-satunya konsumen panas bumi di Indonesia hanyalah PLN, karena gas bumi tidak mungkin diekspor.
Sumber energi panas bumi di Indonesia sendiri mencapai lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia. Cadangan panas bumi di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia.
Oleh karena itu tidak heran kalau tahun 2025 nanti, pemerintah sudah memasang target pengembangan panas bumi sebesar 7,5 GW.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.