Enesis Group Garap Segmen B to B untuk Genjot Pemasaran Produk Hand Sanitizer Antis
Sampai Oktober 2019 ini meraih pertumbuhan penjualan sebesar 22 persen atau naik 3 persen dari pertumbuhan sebesar 19 persen di 2018
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Enesis Group terus memperkuat bisnisnya di produk consumer goods, khususnya produk perawatan pribadi dan kesehatan. Sejumlah produknya saat ini menguasai pasar di segmennya, seperti produk hand sanitizer Antis.
Produk ini dikembangkan dan dipasarkan oleh Enesis Group melalui anak usahanya PT Herlina Indah.
Sampai Oktober 2019 ini meraih pertumbuhan penjualan sebesar 22 persen atau naik 3 persen dari pertumbuhan sebesar 19 persen yang didapat perseroan di sepanjang 2018.
Tegar Baskoro, Group Product Manager Antis mengatakan, untuk menggenjot penjualan, selain menggarap segmen ritel pihaknya juga menyasar segmen institusi dengan pendekatan business to business (B to B) dengan memanfaatkan beberapa saluran pemasaran.
Baca: Sabun Cuci Tangan vs Hand Sanitizer, Mana yang Lebih Steril?
Channel pemasaran B to B yang saat ini digarap dan terbukti membuahkan hasil adalah segmen gedung perkantoran, rumah sakit, institusi pendidikan seperti kampus dan wahan permainan anak.
Segmen B to B ini merupakan bisnis baru yang dijalankan Enesis Group sejak sekitar enam bulan terakhir. Hasilnya, segmen ini memberikan kenaikan penjualan dan berkontribusi 7 smapai 10 persen terhadap total penjualan Antis.
Baca: Biasakan Anak Pakai Hand Sanitizer Hindari Penyakit di Musim Hujan? Amankah untuk si Kecil?
Pihaknya juga menggenjot penjualan Antis dengan merilis varian baru ke pasar pada Juli 2019, yakni Antis Jasmine Tea.
Tegar mengaku gembira, upaya memberikan edukasi ke pasar selama ini telah ikut meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan tangan yang berarti pula ikut mendorong naiknya penjualan Antis di market.
Tegar menambahkan, selama ini belum ada brand FMCG lain yang serius menggarap produk hand sanitizer ini di Indonesia. Karena itu, Enesis Group melalui anak usahanya PT Herlina Indah kini menjadi pemain utama di bisnis ini. “Pemain di segmen ini memang sudah banyak, tapi belum ada yang punya nama, umumnya mereka main di produk medik,” ujar Tegar di sela acara Nonton Bareng Antis X Ratu Ilmu Hitam di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Dekati Konsumen Film
Selain menggenjot penjualan ke segmen B to B, Enesis Group juga berusaha memperluas jangkauan pasar ke segmen konsumen ritel melalui berbagai strategi. Satu diantaranya dengan mensponsori produksi film remake Ratu Ilmu Hitam garapan Rapi Film dan kini sedang tayang di jaringan bioskop XXI.
Di film garapan sutradara Kimo Stamboel ini, salah satu scene-nya menampilkan sosok Eva yang menggunakan hand sanitizer Antis spray.
“Awalnya saya surprise saat nonton film Ratu Ilmu Hitam ini ada scene salah satu pemain, yaitu Eva memakai Antis spray karena parno takut ada bakteri pemakan daging."
"Saya senang banget karena ternyata kesadaraan dalam penggunaan hand sanitizer untuk hidup bersih dan sehat sudah melekat di orang-orang Indonesia, dan melalui film ini para penonton juga sebenarnya secara tidak langsung diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan. Saya sangat mengapresiasi film Ratu Ilmu Hitam ini,” ujar Ryan Tirta Yudhistira, Chief Marketing & Sales Officer Enesis Group.
Ryan menyatakan, Antis merupakan pelopor hand sanitizer di Indonesia.
“Belum ada produk serupa yang mempunyai manfaat seperti Antis, hand sanitizer dalm bentuk gel dan spray yang mampu membunuh 99 persen kuman dalam waktu 4 detik, mengandung formula yang mudah menguap sehingga tidak tersisa ditangan, lembut di kulit karena mengandung moisturizer, dan harum di tangan,” ungkap Ryan.
. “Melalui film ini para penonton sebenarnya secara tidak langsung diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi film Ratu Ilmu Hitam ini” ujar Ryan Tirta Yudhistira, Chief Marketing & Sales Officer Enesis Group.
Untuk memberi apresiasi terhadap film tersebut, Enesis Group mengadakan Nonton Bareng Antis X Ratu Ilmu Hitam di salah satu Bioskop di Jakarta.
“Maksud dari kami mengadakan Nonton Bareng Antis X Ratu Ilmu Hitam adalah bentuk apresiasi kami terhadap film ini, karena selain jalan ceritanya, ada satu fenomena di masyarakat yang menurut saya menarik, yaitu tentang Mysophobia,” urainya.
Mysophobia merupakan ketakutan berlebihan dan tidak masuk akal terhadap kontaminasi bakteri, kotoran, debu, kuman, dan risiko infeksi penyakit.
“Mysphobia juga dikenal dengan fobia kuman atau fobia kotor. Dan di sini, bisa terlihat jelas ada lho orang-orang yang memiliki mysophobia ini dan real ada di masyarakat. Dan di sini juga Antis hadir sebagai solusi atas bahaya kuman, baik untuk mereka yang Mysophobia atau yang tidak.” pungkasnya.