Menteri BUMN Erick Thohir Buka Peluang Swasta Jualan Avtur ke Maskapai
Erick minta perusahaan swasta tersebut memproduksi avtur di dalam negeri dan tidak meminta linsensi impor.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempersilakan swasta untuk menjadi pesaing Pertamina sebagai pemasok avtur.
Hal ini diharapkan bisa membuat harga avtur lebih kompetitif untuk maskapai-maskapai dalam negeri.
Meski begitu, Erick minta perusahaan swasta tersebut memproduksi avtur di dalam negeri dan tidak meminta linsensi impor.
"Saya rasa kan gini, Pertamina bisa memproduksi avtur, kalau swasta yang produksi avtur welcome saja. Yang tidak boleh cuma minta lisensi impor," kata dia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (2/12/2019).
Erick mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya menekan angka impor. Dia tak mau bila pemerintah disalahlan jiwa ada pihak swasta yang mengimpor avtur dari luar negeri.
Pasalnya itu, bisa membuat defisit neraca dagang dari minyak dan gas semakin membengkak.
"Akhirnya nanti kami-kami yang di BUMN atau di kementerian banyak ditugaskan menekan impor migas, tapi dipihak lainnya malah impor. Terus akhirnya kami yang di salahkan lagi," ungkapnya.
Baca: Ucapan Tegas Erick Thohir ke Bos Garuda: Lebih Baik Sebelum Ketahuan Mengundurkan Diri
Erick menjelaskan, saat ini Pertamina pada dasarnya telah mampu memproduksi avtur secara lebih efisien.
Misalnya dengan kehadiran program Biodisel 30 persen atau B30 yang mencampur solar dengan minyak mentah sawit atau minyak nabati sebanyak 30 persen.
"Tinggal benar-benar mau enggak melakukannya. Karena jangan hanya shortcut sekedar hanya mencari keuntungan tapi akhirnya kembali merugikan secara keseluruhan konsep yang sedang dibangun oleh Bapak Presiden. Karenakan kita mau tekan impor migas itu," kata Erick.
Erick menegaskan kembali, bila swasta ingin menjadi pemasok avtur di Indonesia, menurutnya, tak boleh mengimpor.
"Ini catatan kalau produksi, kalau sekedar impor saya nggak setuju," ucap dia.