Ini yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Pertahankan Startup Seperti Nodeflux
Dalam era disrupsi digital ini, begitu banyak perusahaan rintisan atau startup yang lahir dan mulai membangun ekosistem inovasi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
Tribunnews pun menanyakan hal tersebut kepada Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang juga seorang Ahli Kecerdasan Buatan Hammam Riza.
Ia menilai Indonesia harus mampu menyediakan ruang dan membangun ekosistem inovasi sebagai wadah bagi para startup yang mampu menghasilkan inovasi yang diprediksi akan menjadi tren di masa depan.
Pemerintah, kata Hammam, harus memberikan insentif kepada startup seperti Nodeflux karena inovasi yang mereka ciptakan akan sangat bermanfaat bagi bangsa ini.
"Ya jadi Indonesia itu harus membangun ekosistem untuk startup-startup ini. Dimulai dari sebuah ide, dia (Nodeflux) bangun inovasi dan untuk menjadi perusahaan besar (maka) harus diberikan insentif," ujar Hammam, saat dihubungi Tribunnews, Jumat (13/12/2019) malam.
Menurutnya, pemerintah bisa memulai pembangunan ekosistem inovasi ini melalui sebuah lingkungan teknologi dan inovasi seperti Techno Park yang dikembangkan BPPT, Sillicon Valley tempat berkumpulnya perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), hingga Shenzen, wilayah Tiongkok yang kini mulai mencoba mengejar Sillicon Valley.
Selain itu, Venture Capital (VC) atau pendanaan juga bisa diberikan investor kepada startup ini karena memiliki potensi jangka panjang.
Pendanaan ini bisa diberikan oleh investor, bank penyedia investasi hingga institusi keuangan.
"Dan Indonesia ini harus punya kekuatan seperti yang namanya techno park, seperti Silicon Valley, Shenzen, semua kan di proteksi oleh pemerintah melalui venture capital, perusahan penanaman madani," tegas Hammam.
Hal ini menurutnya perlu dilakukan untuk menjaga agar startup potensial seperti Nodeflux tidak direbut negara lain.
Karena teknologi yang dikembangkan Nodeflux menjadi incaran dan sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan dunia.
"Supaya mereka tidak melihat sumber keuangannya dari negara lain. Kalau misalnya dia nggak dapat dari negaranya sendiri, akhirnya mereka itu dibeli oleh negara-negara lain seperti Singapura, Arab dan akhirnya otomatis perusahaan startup ini jadi milik negara lain," jelas Hammam.
Hammam kemudian menuturkan bahwa pihaknya selama ini telah memulai pembangunan ekosistem inovasi itu.
Ia pun menegaskan bahwa dalam pembangunan ekosistem inovasi, startup-startup seperti ini harus terus memperoleh sumber pendanaan lokal.
Agar kedepannya mereka bisa bertransformasi menjadi perusahaan unicorn bahkan decacorn dan sepenuhnya berkontribusi untuk pembangunan dan peningkatan perekonomian Indonesia.