Harga Minyak dan Emas Meroket Gara-gara Serangan AS, tapi Tidak akan Lama
"Ini pengaruhnya berdampak ke harga minyak naik ke atas karena risiko di timur tengah naik. Sebabkan suplai minyak terganggu," ujarnya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak dan emas meroket masing-masing 1,24 persen dan 3,48 persen hari ini gara-gara adanya serangan Amerika Serikat (AS) ke wilayah Irak.
Kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah AS melakukan serangan roket yang menewaskan seorang jenderal top Iran, Qasem Soleimani.
Baca: Perwira Tinggi Iran Dilaporkan Tewas Akibat Serangan Militer AS di Bandara Internasional Irak
Serangan roket yang menewaskan jenderal top Iran ini, diumumkan secara resmi oleh Pentagon.
Pentagon menyebut serangan roket ini 'atas arahan presiden'.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, kejadian tersebut berpotensi menimbulkan risiko ketegangan di timur tengah.
"Ini pengaruhnya berdampak ke harga minyak naik ke atas karena risiko di timur tengah naik. Sebabkan suplai minyak terganggu," ujarnya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Sementara itu, Hans menjelaskan, harga emas juga melesat meski tidak sekencang minyak akibat adanya kekhawatiran investor yang akhirnya memilih aset safe haven melalui emas.
"Harga emas naik ketika risiko global naik. Kalau ada ketidakpastian global, investor pilih emas," katanya.
Baca: TNI Kirim 5 Kapal Perang, Pesawat Intai Maritim, dan Boeing ke Perairan Natuna
Kendati demikian, ia menambahkan, harga minyak tidak akan terlalu menguat di global tahun ini karena pertumbuhan ekonomi belum kuat.
"Tidak ada booming berlebihan. Untuk Indonesia dampaknya kurang bagus buat sementara karena kita importir minyak," pungkas Hans.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.