Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI: Dampak Gejolak Iran Vs AS Tak Signifikan ke Rupiah

ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia

Editor: Sanusi
zoom-in BI: Dampak Gejolak Iran Vs AS Tak Signifikan ke Rupiah
Dokumentasi Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, adanya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia, termasuk ke nilai tukar rupiah.

Ini dibuktikan adanya pergerakan nilai tukar rupiah yang stabil dan masuknya aliran modal asing ke Indonesia yang cukup besar pada pekan pertama Januari 2020 sebesar Rp 10,1 triliun.

"Kami tidak melihat dampak dari apa yang terjadi peningkatan kami sebut risiko dari geopolitik global. Tidak melihat dampak secara signifikan terhadap makroekonomi maupun juga terhadap stabilitas nasional, juga terhadap nilai tukar rupiah," ujar Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (10/1/2020).

Baca: Rupiah Menguat, BI Ucapkan Terima Kasih ke Eksportir

"Terbukti, seperti saya sampaikan rupiah bergerak sesuai fundamental menguat, mekanisme pasar, dan juga kredibilitas pasar ditempuh oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Terbukti dari premi risiko dalam bentuk CDS (credit default swap) yang terus menurun," lanjut Perry.

Dia menyebut, gejolak Iran-AS hanya bersifat sementara sehingga dipastikan tak akan mempengaruhi terhadap Indonesia. Dalam jangka pendek, memang ada pengaruh kepada Indonesia.

Namun secara fundamental kata dia, gejolak Timur Tengah tidak berpengaruh signifikan kepada ekonomi Indonesia.

Selain itu, ia juga mengungkapkan adaya sinyal positif yang akan memperkuat perekonomian Indonesia. Hal ini karena ada rencana kesepakatan perdagangan antara AS dengan China yang ditunggu investor.

"Itu memberikan persepsi positif bahwa ekonomi dunia perkiraan kami di tahun ini sekitar 3 persen meningkat dari tahun lalu, dari 2,9 persen ke 3,1 persen," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Perry mengatakan, dengan kesepakatan perdagangan antara AS-China, akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor, mendukung pertumbuhan ekonomi serta memberikan persepsi risiko yang positif bagi aliran modal asing masuk ke dalam negeri.

"Bank Indonesia akan terus memantau berbagai perkembangan global baik secara berkelanjutan," kata dia.

Sebelumnya, Perwira tertinggi di Iran, Jenderal Qasem Soleimani tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat di Bandara Baghdad, Irak, pekan lalu. Pasca-serangan itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan akan menuntut balas kematian Soleimani.

Beberapa jam setelah pemakaman Soleimani pada Rabu (8/1/2020), Garda Revolusi Iran menghujani markas militer AS di Irak dengan puluhan rudal. Menurut pemimpin Iran tersebut, serangan tersebut merupakan balasan dari kematian Soleimani dan mengancam akan melancarkan serangan lebih mematikan jika AS membalas.

Merespons ancaman Iran ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan, AS menarik diri dari peluang perang dengan Iran. Hal itu dikatakannya dalam jumpa pers, Rabu (8/1/2020) pagi di Gedung Putih.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BI Sebut Dampak Gejolak Iran Vs AS Tak Signifikan ke Rupiah"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas