Profil Benny Tjokrosaputro yang Jadi Tersangka Kasus Jiwasraya: Gemar Bermain Saham sejak Kuliah
Kejagung menetapkan Komisaris PT Hanson International Tbk, Benny Tjokrosaputro sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya
Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Komisaris PT Hanson International Tbk, Benny Tjokrosaputro sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Selasa (14/1/2020).
Tak hanya ditetapkan sebagai tersangka, Benny Tjokrosaputro juga langsung ditahan.
Benny Tjokrosaputro keluar menggunakan rompi berwarna merah jambu dengan tulisan tahanan.
Ia keluar sekira pukul 17.10 WIB di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan.
Dia dikawal ketat sejumlah petugas pengamanan dari Kejaksaan Agung RI.
Sesaat keluar gedung, Benny Tjokrosaputro tampak tertunduk lesu sembari melewati kerumunan awak media.
Tak banyak kata yang keluar dari Benny Tjokrosaputro saat dicecar awak media terkait keterlibatannya dalam kasus Jiwasraya.
Dia hanya berlalu dan memasuki mobil minibus yang terparkir di depan gedung utama.
Saat ditemui awak media, kuasa hukum Benny Tjokrosaputro, Muchtar Arifin membenarkan panahanan kliennya tersebut.
"Iya benar, pak Benny ditahan sebagai tersangka," kata Muchtar Arifin di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).
Dalam kesempatan tersebut, dia mengaku aneh dengan penetapan tersangka dan penahanan yang dilakukan kliennya.
Pasalnya hingga saat ini, pihaknya belum mengetahui secara alasan penahanan.
"Saya lihat aneh, karena saya sendiri gak tau alasan penahanan," katanya.
Profil Benny Tjokro
Lantas siapakah Benny Tjokro?
Dikutip dari laman Kontan, Benny Tjokro merupakan cucu pendiri grup usaha Batik Keris Solo.
Ia masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2018.
Benny ditempatkan Forbes di urutan ke-43.
Majalah bisnis itu menaksir kekayaan pria yang lahir pada 15 Mei 1969 di Solo atau Surakarta ini mencapai US$ 670 juta.
Awali Bisnis dari Dunia Saham
Masih mengutip Kontan, Benny mengawali petualangannya di dunia bisnis dengan bermain saham.
Di dunia saham, nama Benny sudah tak asing lagi.
Benny memulai aktivitas investasinya di pasar modal sejak duduk di bangku kuliah.
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi tersebut kenal dunia saham lantaran diajak sesama rekan-rekan kuliahnya.
Saham PT Bank Ficorinvest Tbk merupakan portofolio pertama yang dibeli Benny bermodal tabungan uang saku kuliah. Dia membelinya langsung di pasar perdana, alias saat Ficorinvest melantai di bursa efek.
Gara-gara bermain saham, Benny sempat dimarahi ayahnya, Handoko Tjokrosaputro.
Ayahnya menilai bermain saham sama dengan berjudi.
Namun pria yang mengaku otodidak belajar saham ini di kemudian hari mampu membuktikan kesuksesan jalan hidupnya.
"Gara-gara kegatelan bermain saham, saya dikasih pekerjaan oleh bapak saya. Saya pernah disuruh mengurusi Keris Gallery (Keris Gallery Department Store). Disuruh ngurusin pertanian, juga pernah. Disuruh dagang semen sampai ke Timor Timor, pernah. Bangun rumah, pernah. Bikin pom bensin, pernah. Bebasin tanah, pernah. Jadi pengalaman saya sudah macam-macam," katanya kepada Kontan.
Namun, meski diberi berbagai pekerjaan oleh ayahnya, Benny tetap bermain saham.
Dengan mengendarai PT Hanson International Tbk (MYRX), Benny merambah bisnis properti residensial di pinggir Barat Jakarta.
Sebagai catatan, perusahaan yang berkantor di Mayapada Tower 1 lantai 21 Jalan Jenderal Sudirman itu mencatatkan saham perdana pada 31 Oktober 1990.
Kebutuhan lahan bagi ekspansi pabrik Batik Keris, menjadi awal perkenalan keluarga besar Benny pada bisnis properti.
Proyek perumahan Solo Baru menjadi master piece dan tonggak sejarah kemunculan Batik Keris saat itu.
Karakter Benny yang berani mengambil resiko (take risk), di mata sang ayah tampak tepat menggeluti bisnis properti.
Dan memang, insting Handoko Tjokrosaputro terhadap anak sulungnya terebut kemudian terbukti.
Terseret Jiwasraya dan Asabri
Dikutip dari Kompas.com, dalam kasus Jiwasraya, Benny Tjokro juga jadi salah satu saksi yang dipanggil Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penyelidikan hingga kemudian dijadikan tersangka.
Perusahaan Benny, PT Hanson International Tbk (MYRX) diduga menampung dana dari Jiwasraya.
Tak hanya Jiwasaraya, dalam kasus kerugian Asabri, nama PT Hanson Internasional maupun Benny Tjokro juga terseret.
Asabri diketahui menempatkan dananya besar di perusahaan yang berkantor di Mayapada Tower, Jalan Sudirman, Jakarta itu.
Dilihat Kompas.com dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Asabri memiliki persentase saham besar di Hanson Internasional dengan share 5,401 persen dengan jumlah 4.682.557.200 saham.
Benny Tjokro juga diketahui memiliki porsi saham yang besar di Hanson Internasional dengan kepemilikan 4,25 persen atau 3.685.467.431 saham.
Diberitakan Kompas, Senin (13/1/2020), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut pemilik PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro memiliki utang ke PT Asabri (Persero).
(Tribunnews.com/Daryono) (Sumber: Tribunnews/ Igman Ibrahim, Kontan, Kompas.com/Muhammad Idris)