Cerai dengan Garuda, Sriwijaya Air Beralih ke Bengkel Pesawat Lain
Sriwijaya Air sudah mempunyai beberapa mitra bengkel pesawat lainnya, di antaranya PT Merpati Maintance Facility (MMF) di Surabaya
Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sriwijaya Air Group memastikan telah memiliki sejumlah mitra untuk urusan perawatan pesawat pasca memutuskan kerja sama manajemen (KSM) dengan Garuda Indonesia group.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan, sebelumnya perawatan pesawat Sriwijaya Air dan NAM Air didukung oleh anak usaha Garuda Indonesia, PT GMF AeroAsia Tbk.
Ketika KSM berakhir, dukungan dari GMF tersebut pun ikut disetop.
Kini, Sriwijaya Air sudah mempunyai beberapa mitra bengkel pesawat lainnya, di antaranya PT Merpati Maintance Facility (MMF) di Surabaya, PT FL Technics di Cengkareng, PT Mulya Sejahtera Technology.
Baca: Akhir Januari, Sriwijaya Air Terbangkan Lagi Tiga Pesawatnya
Baca: Libur Imlek, Sriwijaya Air Sediakan Extra Flight ke Pontianak dan Pangkalpinang
"Itu tadi yang regional. Ada juga Asia Aerotechnic di Malaysia. AirAsia di Taiwan dan ST Aerospace di Singapura," lanjutnya.
Terkait kerja sama dengan GMF, Jefferson tak menutup kemungkinan untuk dijalin kembali.
Pihaknya juga sudah menunjuk auditor independen untuk mempelajari jumlah utang Sriwijaya Air ke MRO pelat merah itu.
"Kami sadari tak bisa hidup sendiri. Ke depannya kita lihat gimana. Kalau memang masih terbuka pintu kerja sama kita lakukan secara bisnis," kata Jefferson.
"Kami juga sudah buka kerja sama dengan MRO lainnya. Jadi ini manajemen risiko kita cari beberapa partner lain juga," sambungnya.
Menurutnya, pemutusan kerja sama dengan GMF turut membuat alat produksi perusahaan mengalami penurunan.
Saat ini pesawat Sriwijaya Air yang beroperasi sebanyak 14 unit dari total 24 unit, sedangkan NAM Air sebanyak 11 unit dari total 16 unit. Sisa pesawat yang belum beroperasi itu masih dalam proses perawatan pesawat.
Dia menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengopersikan 23 unit pesawat Sriwijaya Air dan 14 pesawat NAM Air.
"Jadi memang secara bertahap kita kembalikan kepercayaan masyarakat ke Sriwijaya Air group. Alat produksi ditingkatkan kembali ke level normal," kata dia.