Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Soal Green Fuel, Menristek Beberkan Potensi Riset dan Inovasinya Di Hadapan Komisi VII

Anggota DPR dari fraksi Nasdem ini pun menegaskan bahwa potensi kelapa sawit untuk fuel ini harus ada risetnya dan Kemenristek

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Green Fuel, Menristek Beberkan Potensi Riset dan Inovasinya Di Hadapan Komisi VII
Fitri Wulandari/Tribunnews.com
Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro saat melakukan rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020) sore. 

Namun selain B20, ada yang namanya 'green fuel', bahan bakar dari minyak sawit yang memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan B20, khususnya untuk penggunaan pada mesin kendaraan.

Bahan bakar jenis ini adalah campuran solar dengan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang juga merupakan turunan dari CPO.

Menteri Bambang menjelaskan bahwa Kemenristek pun akan terus mendukung temuan terkait green fuel.

Namun ia menekankan bahwa permasalahannya saat ini adalah apakah riset dari Kemenristek akan dilirik Pertamina ?.

Mengingat saat ini perusahaan minyak pelat merah itu pun tengah mengadakan riset sendiri yang salah satunya melibatkan pihak asing.

"Apapun penemuan green fuel ini akan kami dukung. Tantangannya, apakah Pertamina benar mau mengadopsi ini ? Karena saat ini Pertamina sedang mengadakan riset green fuel di 2 proyek yaitu katalis yang dari ITB dan ada juga dengan pihak asing," jelas Bambang.

Ia pun meminta agar Komisi VII yang membidangi energi, riset dan teknologi serta lingkungan hidup dapat mendorong agar Pertamina bisa mengutamakan produk dalam negeri.

Berita Rekomendasi

"Mungkin bapak-bapak di sini bisa mendorong supaya Pertamina mengutamakan produk dalam negeri dalam mengelola green fuel," papar Bambang.

Bambang kemudian menyebut bahwa sebenarnya laut dalam memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi alternatif green fuel, sehingga tidak selalu mengandalkan CPO.

Ia pun memahami bahwa Indonesia belum memiliki lembaga yang melakukan penelitian secara khusus mengenai laut dalam.

"Saat ini memang belum ada institusi yang meneliti soal laut dalam, laut memang perlu kita teliti untuk alternatif green fuel kita selain kelapa sawit," pungkas Bambang.

Perlu diketahui, dilansir dari web resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), laut dalam memiliki potensi sumber migas yang melimpah.

Untuk sumber komoditas satu ini, Indonesia memiliki 60 cekungan minyak dan gas bumi yang diperkirakan dapat menghasilkan 84,48 miliar barrel minyak.

Dari jumlah cekungan itu, 40 cekungan terdapat di lepas pantai dan 14 cekungan lainnya terletak di pesisir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas