Akui Aset Turun Hampir Rp 9 Triliun, Dirut Asabri Tuding Benny Tjokro dan Heru Hidayat
Direksi PT Asabri (Persero) menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI terkait kondisi perusahaan.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direksi PT Asabri (Persero) menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI terkait kondisi perusahaan.
Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja mengakui adanya penurunan aset yang cukup tajam sepanjang 2019.
Dia memaparkan, total aset yang belum diaudit dari program Tabungan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM) pada 2019 merosot dari Rp 19,4 triliun menjadi Rp 10,6 triliun.
"Total aset dari Akumulasi Iuran Pensiun 2018 Rp 26,9 triliun sedangkan unaudited 2019 menjadi Rp 18,9 triliun," kata Sonny di Gedung DPR MPR, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Menurut Sonny, penurunan nilai aset itu diakibatkan oleh penempatan investasi dan reksadana di Hanson International Group, grup perusahaan yang dijalankan Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat.
"Penurunan ini terjadi nilai saham dan reksa dana yang menurun khususnya dari dua orang itu (Benny Tjokro dan Heru Hidayat), karena 400-500 tinggal 50 perak. Yang dimaksud saham grup hason internasional grup Benny Tjokro sama Heru Hidayat," jelasnya.
Meski begitu, Sonny mengklaim sudah memiliki solusi untuk pemulihan nilai aset yang turun itu.
Baca: Bos Asabri Sesumbar Benny Tjokro dan Heru Hidayat Sanggupi Lunasi Utang Rp10,9 T
Salah satunya adalah meminta pertanggungjawaban dari Benny Tjokro dan Heru Hidayat untuk mengembalikan dana kerugian hasil investasi saham dan reksadana. Menurut Sonny, keduanya telah menyatakan sanggup untuk memenuhi kewajiban mereka, yakni Heru mempunyai utang sebesar 5,8 triliun, sementara Benny sebesar Rp5,1 triliun.
"Saham dan reksadana yang dimiliki oleh dua orang di tetangga sebelah (Benny Tjokro dan Heru Hidayat), sudah ada solusi, berbeda dengan (kasus) Jiwasraya," katanya.
Upaya pemulihan lainnya adalah memetakan aset yang bermasalah dan mengubah gaya investasi risk profile agresive ke moderat.
Terakhir, Asabri bakal meminta pertanggungjawaban atas kinerja perusahaan manajer investasi yang performa kinerjanya buruk atau underperform.
Sebelumnya, Dirut Asabri Sonny Widjaja menanggapi isu korupsi sebesar Rp10 triliun di tubuh Asabri.
Sonny membantah adanya korupsi di perusahaan asuransi untuk prajurit TNI, anggota Polri dan ASN Kementerian Pertahanan itu. Ia juga meminta nasabah tidak khawatir terhadap dana yang dikelola Asabri.
"Kepada seluruh peserta Asabri, baik prajurit TNI, anggota Polri dan seluruh ASN Menhan dan Polri, saya tegaskan, saya menjamin bahwa uang kalian yang dikelola di Asabri Aman. Tidak hilang dan tidak dikorupsi," kata Sonny.