Mentan Tegaskan Stok Bawang Putih Masih Cukup, Tidak Ada Kelangkaan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa stok bawang bawang putih saat ini masih mencukupi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa stok bawang bawang putih saat ini masih mencukupi.
"Bawang putih sementara saya nyatakan masih tersedia, dalam catatan kami, masih cukup sampai 2 bulan," ujar Syahrul Yasin Limpo, di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2020).
Ia pun menampik dugaan mahalnya harga komoditas satu ini dipicu pembatasan masuknya impor produk hortikultura dan pangan dari China pasca mewabahnya virus corona di negara itu.
Baca: Luncurkan Agriculture War Room, Mentan Sebut Fasilitas Ini Mirip Gedung Pentagon AS
Baca: Sempat Jadi Pesaing Jokowi di Pilpres, Luhut Sebut Prabowo Sosok Rival Kesatria
Selama ini memang Indonesia mengimpor produk pangan, makanan, minuman serta hortikultura seperti sayur dan buah dari negara yang terletak di kawasan Asia Timur itu.
Namun, menurut Syahrul Yasin Limpo, impor untuk bawang putih tidak harus selalu dari China.
Pasokan untuk komoditas ini bisa diimpor dari negara lainnya.
"Kan (pasokannya) nggak harus dari China saja," jelas SYL.
Ia menegaskan, Kementan akan mencari tahu jika ada pihak yang sengaja memicu terjadinya kelangkaan bawang putih.
"Kalau ada kelangkaan, kami coba cek siapa yang melakukan itu," tegas SYL.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyatakan bahwa langkah pemerintah dalam menghentikan impor terkait produk makanan dan minuman dari China masih sebatas rencana saja.
Kendati demikian, keputusan mengenai rencana penghentian impor tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat, menyusul wabah corona yang terus meluas.
Untuk produk hortikultura seperti sayur dan buah, Agus menekankan bahwa produk ini bukan merupakan hewan hidup, sehingga masih diizinkan untuk masuk.
Pernyataan itu ia sampaikan usai rapat koordinasi (rakor) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
"Produk hortikultura itu belum 100 persen, tapi kalau itu tidak membawa virus penyakit, tetap kita akan bolehkan," kata Agus.