Keamanan Jadi Prioritas Utama, Gojek Jalankan Program Berkesinambungan
Gojek terus mengimplementasikan komitmen terhadap peningkatan aspek keamanan terhadap seluruh ekosistem di dalamnya.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gojek terus mengimplementasikan komitmen terhadap peningkatan aspek keamanan terhadap seluruh ekosistem di dalamnya.
Bukan hanya dari sisi teknologi namun juga mencakup pencegahan (edukasi) dan penanganan (proteksi).
“Bagi Gojek, keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama. Kami akan terus berinvestasi pada pengembangan teknologi, serta berbagai program proteksi, baik bagi konsumen maupun mitra,” ungkap Co-CEO Gojek Kevin Aluwi, dalam keterangan resminya (1/3/2020).
Baca: INACA Apresiasi Respons Cepat Kemenhub Bantu Sektor Penerbangan dari Dampak Corona
Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Dokter Paru Indonesia Justru Lega, Apa Alasannya?
Investasi akan terus dilakukan karena menciptakan keamanan dalam ekosistem super app terkesan di Asia Tenggara itu, kata Kevin, merupakan komitmen Gojek.
Sejalan dengan rangkaian inisiatif #AmanBersamaGojek yang akan dijalankan secara berkesinambungan pada sepanjang 2020.
Teknologi
Dari sisi teknologi, Gojek Shield hadir dan dijalankan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dioperasikan oleh tim keamanan digital kelas dunia yang terdiri dari data scientist, engineers dan juga pakar cyber security.
Fitur ini terdiri dari teknologi perlindungan yang menjaga seluruh pihak dalam ekosistem dari ancaman keamanan, termasuk di antaranya fitur penyamaran nomor telepon, intervensi chat, dan juga fitur tombol darurat yang terhubung dengan Unit Darurat Gojek yang siaga 24 jam dalam memberikan pertolongan.
Memanfaatkan machine learning, Gojek Shield mampu mencegah dan menindak setiap perilaku mencurigakan yang terjadi pada platform.
Di Singapura, sistem Gojek juga mendeteksi dan melakukan suspend kepada 120 mitra driver yang menggunakan aplikasi modifikasi.
Investasi berkaitan keamanan tidak sekadar pada aspek teknologi dan insfrastruktur.
“Kami juga berinvestasi pada edukasi agar pelanggan dan mitra kami bisa mendapatkan manfaat paling optimal dari teknologi digital dan tidak dirugikan,” kata Kevin.
Pada aspek edukasi inilah yang akan dimaksimalkan Gojek bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan pengguna internet mencapai lebih dari 170 juta pengguna, namun tingkat literasi digital masyarakat masih tergolong rendah.
“Kami mengapresiasi langkah Gojek sebagai pemain di industri yang tanggap dalam melihat situasi ini dan memasukkan edukasi sebagai salah satu fokus melalui program peningkatan literasi digital bagi masyarakat luas yang berkelanjutan,” ucap Semuel.
Hal tersebut, menurutnya, penting untuk segera dilakukan agar tak kehilangan momentum.
“Kita harus bekerja keras bersama-sama meningkatkan literasi digital masyarakat. Hal ini menjadi prioritas kami di Kominfo,” terusnya.
Kominfo RI memiliki prioritas dalam meningkatkan literasi digital, seiring dengan akan terbitnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi sebagai payung hukum yang mengatur standar perlindungan data pribadi masyarakat.
Kolaborasi Gojek dengan Kominfo membuat masyarakat, mitra, dan pelanggan akan mendapat akses edukasi dalam bentuk yang mudah dipahami seperti poster, infografis, kuis di aplikasi Gojek, maupun video iklan layanan masyarakat.
Materi edukasi tersebut akan disampaikan melalui aplikasi Gojek, media sosial, forum kopdar mitra Gojek, maupun sosialisasi di beberapa kota bersama Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM).
Selain melalui edukasi, Gojek juga mengimplementasikan teknologi, serta menghadirkan program proteksi untuk memastikan keamanan masyarakat saat menggunakan layanan Gojek.
Program proteksi Gojek mencakup langkah antisipasi untuk meminimalisir berbagai bentuk risiko. Dalam transportasi, Gojek memberikan berbagai pelatihan kepada para mitra driver sehingga mereka dapat menjadi pelopor keselamatan.
Beragam pelatihan itu antara lain pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pelatihan anti-kekerasan seksual, serta keselamatan berkendara.