Sektor Pariwisata Eropa Merugi 1 Miliar Euro Per Bulan Akibat Corona
Kekhawatiran terkait penyebaran virus corona Telah meningkat secara signifikan di seluruh wilayah Eropa, ini tentu saja mengancam industri di sana.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
![Sektor Pariwisata Eropa Merugi 1 Miliar Euro Per Bulan Akibat Corona](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/turis-eropa-corona.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ITALIA - Kekhawatiran terkait penyebaran virus corona (Covid-19) telah meningkat secara signifikan di seluruh wilayah Eropa, ini tentu saja mengancam industri pariwisata kawasan itu.
Data menunjukkan bahwa sektor ini telah mengalami pukulan serius, bahkan diprediksi akan terdampak lebih parah.
Menurut Komisaris Pasar Internal Uni Eropa (UE) Thierry Breton, pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terpukul secara finansial karena penyebaran massive virus corona ini.
Sektor ini telah kehilangan 1 miliar Euro atau senilai USD 1,11 miliar dalam sebulan hanya karena wabah mematikan tersebut.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (8/3/2020), Komisi Perjalanan Eropa telah mengumumkan bahwa 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Eropa berasal dari pariwisata.
Sementara pada beberapa negara anggota UE, termasuk Spanyol dan Italia, angka itu menunjukkan 14 persen.
Tingkat pembatalan hotel pada pada sejumlah wilayah di Italia pun telah mencapai angka hingga 90 persen.
Perlu diketahui, industri pariwisata menyumbang 13 persen dari pertumbuhan ekonomi di negara itu, di mana lebih dari 3.800 kasus virus telah dilaporkan terjadi di sana.
Di Prancis, museum paling populer di dunia, Louvre pun telah ditutup pada pekan ini karena karyawannya menolak untuk bekerja, hal ini dipicu kekhawatiran tertular virus corona.
Pada tahun lalu, Museum Louvre telah menerima total 9,6 juta pengunjung, dengan hampir tiga perempatnya berasal dari mancanegara.
Para ahli mengatakan bahwa liburan musim panas bisa menjadi masalah pada tahun ini, karena para wisatawan yang biasanya berlibur, diprediksi akan menunda rencana bepergian mereka demi menghindari virus.
Menurut salah satu pendiri Strategi Absolut Ian Harnett, perpanjangan krisis ini diperkirakan akan berdampak serius pada sektor perjalanan global.
"Jika ini diperpanjang, kita berbicara tentang dampak liburan Paskah, liburan musim panas, dan itu akan sangat merusak industri ini," kata Harnett.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pun menyampaikan bahwa organisasi ini telah menggelontorkan USD 15 juta dari dana darurat untuk membantu negara-negara yang memiliki sistem kesehatan rapuh dalam menahan penyebaran virus.
Selain itu, organisasi lainnya yakni Bank Dunia juga telah menjanjikan USD 12 miliar bantuan untuk negara-negara berkembang yang bergulat dengan penyebaran Covid-19 ini.