Indef: Kebijakan Work from Home Lebih Efektif Diterapkan di Sektor Jasa Dibanding Manufaktur
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai kebijakan WFH ini lebih efektif jika diterapkan di sektor jasa
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mulai menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) demi mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19).
Namun, kebijakan sementara ini belum diterapkan pada semua korporasi di berbagai sektor bisnis dan industri.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai kebijakan WFH ini lebih efektif jika diterapkan di sektor jasa.
"Untuk kasus darurat corona, work from home lebih efektif untuk pekerjaan di sektor jasa," ujar Bhima, Selasa (17/3/2020) pagi.
Baca: Indosat Bakal Gratiskan Panggilan Telepon ke Call Center Corona
Baca: Nelayan Jeneponto Ditemukan Tewas Saat Hendak Menanam Rumput Laut
Baca: Info BMKG Gelombang Tinggi, Selasa 17 Maret 2020: Gelombang di Laut Natuna Capai 4 Meter
Berbeda dengan sektor pengolahan (manufaktur) yang masih membutuhkan karyawan untuk bekerja secara langsung.
Karena pada umumnya, tenaga kerja di bidang manufaktir ini dibutuhkan untuk pengoperasian alat atau mesin di pabrik yang belum bisa beroperasi secara otomatis.
"Tapi untuk sektor manufaktur tidak efektif, karena tenaga kerjanya masih diperlukan untuk operasionalkan mesin pabrik," jelas Bhima.
Oleh karena itu, menurutnya, tidak semua sektor bisa secara efektif menerapkan kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini.
"Jadi tidak semua sektor bisa work from home," kata Bhima.
Saat ini, Kementerian dan Lembaga (K/L) pemerintah mulai menerapkan kebijakan ini bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Mereka tidak dinyatakan libur, namun hanya berpindah lokasi kerja yakni di rumah masing-masing.
Sementara itu, banyaknya korporasi yang akhirnya mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah (work from home) menimbulkan situasi dilematis bagi sektor perhotelan.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan pemberlakuan kebijakan seperti itu dianggap sulit bagi industri satu ini.
Karena jika seluruh karyawan bekerja dari rumah, aktivitas bisnis perhotelan tentunya akan terganggu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.