Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ruangguru Dikabarkan Milik Asing, Belva Devara: Tidak Benar

East Ventures juga membentuk usaha ventura patungan dengan SMDV yang dimiliki Sinar Mas Group dengan mendirikan EV Growth.

Editor: Sanusi
zoom-in Ruangguru Dikabarkan Milik Asing, Belva Devara: Tidak Benar
Instagram @belvadevara
Belva Devara, CEO Ruangguru, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Staf Khusus Presiden, Selasa (21/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ruangguru tengah jadi polemik. Perusahaan rintisan teknologi pendidikan itu jadi sorotan setelah ditunjuk sebagai mitra penyelenggara pelatihan Kartu Prakerja 2020.

Keterlibatan Skill Academy yang dimiliki Ruangguru di program Kartu Pekerja disorot karena salah satu pendirinya, Adamas Belva Syah Devara, mundur dari posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo.

Status startup ini yang dinilai merupakan perusahaan asing giliran dipersoalkan. Karena perusahaan asing, Ruangguru dinilai tak berhak mengelola pelatihan Kartu Prakerja program pemerintah.

Baca: Angka Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor Melonjak 31 Pasien, Kini Totalnya 94 Orang Positif Corona

Baca: Terlambat Valentino Rossi, Lupakan Gelar Juara Dunia ke-10 Itu. . . .

Founder sekaligus CEO Ruangguru, Belva Devara, tidak menyangkal kalau Ruangguru merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Singapura. Namun dia membantah jika mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor Singapura.

"Tidak benar (mayoritas saham dimiliki investor Singapura). Ya Ruangguru Pte Ltd yang di Singapura ya punya saya juga, kami juga punya pegawai di Singapura," tegas Belva seperti dikutip dari akun Instagramnya, Rabu (22/4/2020).

Sebanyak 99,99 persen saham PT Ruang Raya Indonesia dimiliki oleh Ruangguru Pte Ltd. Ruangguru Pte Ltd beralamat di 6 Battery Road #38-04, Singapura, 049909.

Baca: Rekomendasi Film Indonesia Tayang di Netflix, Ada Apa dengan Cinta hingga Love for Sale

"Selain di Singapura, kami juga ada ratusan pegawai di Vietnam dan juga di Thailand. Semuanya punya saya, anak muda kebangsaan Indonesia," kata Belva.

Berita Rekomendasi

Belva Devara tak tercatat sebagai pemegang saham

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (22/4/2020), berdasarkan data profil perusahaan dari Administrasi Hukum Umum (AHU) dari Kementerian Hukum dan HAM, badan hukum Ruangguru bernama PT Ruang Raya Indonesia.

Mengacu pada surat pengesahan anggaran dasar pada 17 Maret 2020, Ruang Raya Indonesia tercatat sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA).

Ruang Raya Indonesia memiliki modal dasar Rp 2 triliun. Nilai tersebut terbagi atas 20 juta unit saham dengan harga Rp 100.000 per saham. Adapun jumlah modal disetor dan ditempatkan penuh senilai Rp 649.440.900.000 yang terbagi menjadi 6.494.409 unit saham.

Masih berdasarkan data yang sama, Ruangguru dimiliki oleh dua pemegang saham. Yang menarik, tidak ada nama Belva dalam jajaran pemilik saham Ruang Raya Indonesia.

Mayoritas saham Ruang Raya Indonesia dimiliki oleh Ruangguru Pte Ltd. Perusahaan ini tercatat memiliki 6.494.309 unit saham atau setara 99,99 persen saham Ruang Raya Indonesia.

Alhasil, Ruangguru Pte Ltd merupakan pemegang saham mayoritas Ruang Raya Indonesia. Perusahaan asal Singapura itu menyetor modal Rp 649.430.900.000.

Selain Ruangguru Pte Ltd, pemegang saham Ruang Raya Indonesia adalah Muhammad Iman Usman. Pria kelahiran Padang, 29 tahun lalu, itu memiliki 100 unit saham atau setara sekitar 0,01 persen saham Ruang Raya Indonesia.

Porsi kepemilikan saham Co-Founder sekaligus Chief of Product Ruangguru itu setara dengan setoran modal senilai Rp 10 juta.

Selain pemilik saham, data AHU Kemenkumham itu juga mengungkap posisi direktur dan komisaris perusahaan ini. Jajaran direksi Ruang Raya Indonesia berisi dua nama. Belva Devara menjabat direktur utama, serta Iman Usman di posisi direktur.

East Ventures jadi pemodal Ruangguru

Perkembangan pesat dan meroketnya bisnis Ruangguru tak bisa dilepaskan dari East Ventures. Perusahaan modal ventura yang mendanai sejumlah startup besar di Asia Tenggara.

Di Singapura, perusahaan tersebut memiliki kantor di Marina Bay Financial Centre Tower 3, #31-01A, 12 Marina Boulevard, Singapore 018982. Sementara di Indonesia, East Ventures menempati kantor di Menara BTPN, 47th Floor, CBD Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Dikutip dari laman resminya, perusahaan ini mencantumkan Ruangguru sebagai salah satu portofolio investasinya. Ruangguru sendiri sempat mendapatkan suntikanan dana besar dari East Ventures pada tahun 2014, meski tak perusahaan tak menyebutkan besaran nilainya.

Sementara itu dilansir dari Tech in Asia yang dipublikasikan di laman resminya, East Ventures lewat perusahaan afiliasinya di Indonesia, Venture Capital, sempat meningkatkan suntikan modalnya lewat pendanaan seri A pada Desember 2015 di Ruangguru.

Kehadiran East Ventures di Ruangguru bisa dilihat dari daftar komisaris perusahaan yang tercatat. Posisi komisaris di PT Ruang Guru Raya ditempati oleh tiga orang. Salah satunya adalah Willson Cuaca yang menjabat komisaris utama.

Nama Willson Cuaca terbilang tidak asing di dunia startup. Dia merupakan pendiri dan managing partner East Ventures. Bersama Batara Eto dan Taiga Matsuyama, Willson mendirikan East Ventures tahun 2009.

Selain Ruangguru, beberapa startup lain yang jadi portofolio East Ventures antara lain Mekari, Sayurbox, Lemonilo, Traveloka, Tokopedia, Kudo, Katadata, hingga minuman kopi kekinian Fore.

Di Fore Coffee contohnya, East Ventures menanamkan modal cukup besar. Fore Coffee kembali mendapat suntikan investasi lanjutan dari East Ventures dan sejumlah pemodal ventura serta angel investor. Para pemilik modal itu di antaranya SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan Insignia Ventures Partners.

Nilai investasinya diperkirakan 8,5 juta dollar AS. Dana ini digunakan untuk mempercepat inovasi penjualan dalam jaringan ke luar jaringan dan belanja mesin teknologi kopi.

Dana tersebut digunakan untuk pengembangan gerai Fore Coffee juga dilakukan tanpa konsep waralaba. Lokasi gerai tersebar di Jabodetabek.

Diberitakan Harian Kompas, 23 Maret 2018, East Ventures juga membentuk usaha ventura patungan dengan SMDV yang dimiliki Sinar Mas Group dengan mendirikan EV Growth.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengemukakan, ASEAN kini memiliki enam perusahaan rintisan bidang teknologi yang masing-masing memiliki nilai valuasi sampai 1 miliar dollar AS atau usaha rintisan unicorn.

Empat di antaranya berasal dari Indonesia, yakni Traveloka, Tokopedia, Go-Jek, dan Bukalapak. EV Growth menargetkan pengumpulan dana 150 juta dollar AS. Saat ini, ketiga perusahaan modal ventura yang terlibat telah menghimpun 100 juta dollar AS.

East Ventures diketahui telah berinvestasi ke lebih dari 160 perusahaan rintisan bidang teknologi tahap awal pertumbuhan. Dua di antaranya telah menjadi perusahaan bervaluasi hingga satu miliar dollar AS, yaitu Traveloka dan Tokopedia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bantah Ruangguru Milik Singapura, Belva Devara: Semuanya Punya Saya!"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas