Tersengat Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Diprediksi Melonjak
Jumlah pekerja paruh waktu dan setengah menganggur diperkirakan akan naik tajam pada 2020.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komposisi angkatan kerja RI diprediksi akan mengalami perubahan akibat wabah virus corona (Covid-19).
Jumlah pekerja paruh waktu dan setengah menganggur diperkirakan akan naik tajam pada 2020.
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan, tingkat pengangguran pun diprediksi berpotensi naik.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 22 April: 7.418 Pasien Positif, 913 Sembuh, 635 Meninggal
Baca: Perangi Sampah Plastik, Pemerintah Komitmen Perbaiki Citra Sungai Citarum
Baca: Bantu Tangani Dampak Corona, Bank BJB Syariah Salurkan Bantuan Melalui Provinsi Jabar
Adapun prediksi mengacu pada komposisi angkatan kerja berdasarkan klasifikasi sektor ekonomi jenis usaha, dan durasi jam kerja.
Saat ini 56 persen angkatan kerja Indonesia berada di sektor informal.
Dari komposisi tersebut, krisis yang berciri simultan ini berpotensi menambah jumlah pengangguran terbuka sebanyak 3,5 juta hingga 8,5 juta orang sepanjang tahun 2020.
"Ini artinya tingkat pengangguran berpotensi naik dari kisaran 5,2 persen sampai 5,3 persen saat ini menjadi antara 7,7 persen dalam skala moderat dan 10,3 persen dalam skala berat," kata Adrian dalam laporannya, Rabu (22/4/2020).
Lebih lanjut Adrian menuturkan, krisis akibat pagebluk virus corona pada 2020 ini memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan krisis tahun 1998 dan tahun 2008. Krisis yang berbeda memiliki pola pemulihan yang berbeda pula.
Berbagai upaya memperlambat penyebaran virus memunculkan efek ekonomi finansial.
Efek ini datang dari kejutan sisi penawaran (supply-side shock), turunnya permintaan agregat (demand-side shock), dan perubahan mendasar dari psikologi para pelaku ekonomi (behavioral shift).
"Tingginya ketidakpastian akan trajektori data serta perubahan fundamental dalam hubungan antar-variabel akibat perubahan perilaku (behavioral shift) membuat kami berkeputusan melakukan proyeksi ekonomi dengan teknik berbeda," ungkap Adrian.
Dalam melakukan proyeksi ekonomi, imbuh Adrian, pihaknya melakukan tiga pendekatan, yaitu market behavior, policy process analysis, dan analisis partial-equilibrium.
Parameter-parameter yang dihasilkan lewat ketiga teknik itu kemudian dirangkum dalam sebuah model finansial.
"Kami menyimpulkan bahwa Indonesia mengalami resesi di tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020 akan lebih rendah dari kuartal IV 2019, bahkan bila memperhitungkan faktor musiman. Pertumbuhan PDB juga akan negatif di kuartal II 2020," sebut Adrian.
Adrian bilang, pertumbuhan ekonomi mulai bergerak positif pada semester I 2020.
Namun, untuk keseluruhan tahun 2020, Adrian memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 1,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan rerata inflasi 2,7 persen.
"Tingkat pengangguran yang kami pandang cukup konsisten dengan definisi pengangguran terbuka yang dianut Indonesia adalah 8 persen. Yang akan naik tajam adalah jumlah pekerja paruh waktu dan setengah menganggur. Dengan demikian, krisis 2020 akan mengubah komposisi angkatan kerja Indonesia," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Imbas Covid-19, Jumlah Pengangguran RI Bisa Melonjak "