Hadapi Pandemi Covid-19, Petani akan Terima Bantuan Uang Tunai, Pupuk, dan Bibit Tanam
Pemerintah menyiapkan bantuan bagi petani dalam menghadapi pandemi covid-19.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyiapkan bantuan bagi petani dalam menghadapi pandemi covid-19.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bantuan bagi petani tersebut berupa bantuan sarana produksi (Saprodi) dengan nilai Rp 300 ribu dan sisanya Rp 300 ribu dalam bentuk uang tunai.
"Pak Menko perintahkan kepada kami untuk mempersiapkan katakanlah bantuan langsung, tapi bukan dalam bentuk pendanaan. Bantuannya adalah dalam bentuk Saprodi dengan nilai kurang lebih Rp 300 ribu rupiah," katanya usai rapat terbatas antisipasi dampak kekeringan Selasa, (5/5/2020).
SYL mengatakan bantuan diberikan dalam bentuk pupuk, bibit, dan obat-obatan. Bantuan diberikan kepada 2,7 juta orang petani miskin.
Baca: Covid-19 Sudah Mulai Dapat Dikendalikan, Kuncinya Disiplin dan Patuh Pada Kebijakan Pemerintah
Baca: Kasih Ibu Sepanjang Masa, Ibu Muda Ini Rela Terpapar Covid-19 Demi Bayinya yang Positif Corona
Baca: Fraksi PKS DPR RI Tolak Penetapan Perppu No 1 Tahun 2020 Menjadi Undang-undang
"Tentu saja program ini adalah program yang mudah dilakukan, realistis untuk bisa ditanam kemudian harus cepat bisa menghasilkan karena ini untuk membantu pasar," katanya.
Menurut SYL, para petani yang akan mendapat bantuan yakni petani penggarap dan buruh tani. Mereka, menurut SYL yang paling terdampak penyebaran Covid-19.
"Data dari petani miskin yang dimaksud itu harus by name by address untuk 2,7 juta orang. data ini sedang dalam validasi atau disusun secara berjenjang dari bawah mulai dari kelompok tani ke kostra (komando strategi) tani di kecamatan kemudian dilegalisasi oleh dinas-dinas pertanian kabupaten dan mewakili bapak bupati dan gubernur, dan data ini telah kami ajukan kepada pak Menko untuk bisa dapatkan alokasi," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga meminta Bolug tetap membeli gabah dari petani. Tentunya, instruksi itu diharapkan bisa meningkatkan harga gabah di tingkat petani. Sehingga, para petani bisa kembali memproduksi gabah.
"Bulog tetap harus membeli gabah dari petani sehingga harga di petani menjadi lebih baik," ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi meminta jajarannya memperhatikan ketersediaan air di sejumlah daerah. Terutama, daerah-daerah yang menjadi sentra pertanian.
Presiden mengatakan, ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut 30 persen wilayah zona musim (ZOM) yang akan mengalami kemarau lebih kering dari tahun sebelumnya. "Saya tekankan yang pertama ketersediaan air di daerah sentra sentra produksi pertanian ini merupakan kunci," kata Jokowi.
Untuk itu, Presiden menginstruksikam seluruh jajaranya mempersiapkan mulai dari sekarang tempat atau lokasi penyimpanan air.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berharap petani tetap bekerja memanfaatkan curah hujan yang masih ada saat ini untuk menjaga ketahanan bahan pangan selama pandemi corona. Jokowi pun meminta pihak terkiat untuk membantu para petani itu.
"Percepatan musim tanam ini kita harus memanfaatkan curah hujan yang masih ada saat ini," kata Jokowi.
Presiden juga meminta pihak terkait mengakomodasi kebutuhan para petani sehingga tetap memproduksi. Tentunya arahan itu dijalankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Harus dipastikan bahwa petani tetap berproduksi harus tetap bertanam dan menerapkan protokol kesehatan," jelas Jokowi.
Selain itu, Kepala Negara meminta agar sarana pertanian dan dan harga bibit terjangkau bagi para petani. "Oleh sebab itu ketersediaan sarana sarana pertanian baik yang berkaitan dengan bibit pupuk harus tetap ada dan harganya terjangkau," kata Jokowi.(Tribun Network/fik/yud/wly)