Kisah Shandy Purnamasari Merintis Bisnis untuk Perempuan, dari Klinik Kecantikan hingga Kosmetik
Sebelum mengibarkan bisnis kosmetik MS Glow, Shandy merintis usaha klinik kecantikan yang dia mulai di tahun 2013.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap ulet dan pantang menyerah beserta jatuh bangunnya, sejak lama diyakini sebagai salah satu mantra 'sakti' buat siapa saja untuk meniti sukses.
Pengalaman itu dirasakan Shandy Purnamasari.
Passion-nya yang kuat pada dunia estetika membuatnya terjun ke bisnis kecantikan dengan mengibarkan bisnis kosmestik.
Belum sebesar pemain bisnis kecantikan lainnya, produk-produk kosmetik MS Glow yang Shandy buat kini mulai mendapatkan pasar di Tanah Air.
Sebelum mengibarkan bisnis kosmetik MS Glow, Shandy merintis usaha klinik kecantikan yang dia mulai di tahun 2013.
Klinik pertamanya yang pertama dan diberi nama MS Glow Aesthetic Clinic, dibuka di Kota Malang, Jawa Timur.
Rupanya klinik ini mendapat respon bagus pelanggan, hingga kemudian Shandy memutuskan membuka cabang di Kota Denpasar, Surabaya, Bandung dan kemudian Sidoarjo.
Kliniknya di belakang hari juga merambah Jakarta dengan membuka cabang berikutnya di Kemang dan Bintaro di Jakarta Selatan.
Berbekal pengalaman bergelut di bisnis klinik kecantikan, Shandy tergerak melebarkan bisnis dengan mendirikan perusahaan kosmetik yang dia beri nama MG Glow.
Mengobrolkan tentang bisnis ini, Shandy mengaku sengaja menyasar segmen bottom-up dengan rentang usia pemakai 18-55 tahun untuk menyiasati kerasnya persaingan di pasar kosmetik.
"Jadi kita menjangkau semua kalangan," ungkapnya.
"Sebagai pendatang baru di tahun 2013, MS Glow yang kami bangun telah berinovasi melalui penjualan online. Inovasi ini membantu para wanita untuk tetap berpenghasilan meskipun hanya dari rumah saja," ungkap Shandy, Rabu (6/5/2020).
"Sesuai dengan passion saya, dari dulu suka dengan produk kecantikan dan tertarik dengan bisnis online," ujarnya tentang ketertarikannya terjun di bisnis.
Untuk memberi rasa aman ke pelanggan, dia mengaku telah mengantogi sertifikasi produk dari BPOM.