Analis: Lonjakan Pengangguran di AS, Terburuk Sejak Perang Dunia II
para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan tingkat kehilangan pekerjaan 21,5 juta dan tingkat pengangguran akan mencapai 16 persen.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, data tenaga kerja yang keluar di Amerika Serikat (AS) menunjukkan lonjakan orang kehilangan pekerjaan dan lonjakan tingkat pengangguran adalah terburuk sejak Perang Dunia II.
Hans menyampaikan, Departemen Tenaga Kerja mencatat 20,5 juta orang kehilangan pekerjaan pada periode bulan April dan hal ini membuat tingkat pengangguran naik menjadi 14,7 persen dari sebelumnya 4,4 persen.
Baca: Ratusan Orang Hadiri Penutupan McD saat PSBB, Muncul Kekhawatiran Adanya Cluster Sarinah
Baca: Permainan Cepat Liverpool Diyakini Sangat Cocok dengan Timo Werner
"Hasil ini ternyata lebih baik daripada ekpektasi pelaku pasar," ujarnya melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (11/5/2020).
Menurutnya, para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan tingkat kehilangan pekerjaan 21,5 juta dan tingkat pengangguran akan mencapai 16 persen.
Sedangkan, data klaim tunjangan penganggguran mingguan mencapai 3,16 juta turun dari revisi 3,84 juta pada pekan sebelumnya tetapi lebih tinggi dari hasil survei ekonom Reuters yang memperkirakan 3 juta klaim.
"Hal ini menjadikan dalam tujuh minggu total klaim tunjangan pengguran menjadi 33,5 juta, kata Hans.
Selain itu, analisis penghitungan tunjangan klaim pengangguran minggu lalu adalah yang terendah sejak virus corona baru dinyatakan sebagai pandemi sejak pertengahan Maret.
"Kemungkinan AS telah melalui yang terburuk dari lockdown dan sekarang pelaku pasar mulai menganalisis langkah pembukaan kembali bisnis dan bagaimana data kedepannya," pungkasnya.