Peti Kemas yang Diangkut Kereta Turun 15 Persen di Masa Pandemi Covid-19
pemerintah saat ini semakin gencar mendorong kereta untuk dapat menjadi alternatif utama pengalihan beban pengangkutan barang dari truk.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengoperasian kereta angkutan logistik peti kemas mengalami penurunan akibat kinerja bisnis ekspor-impor lesu di masa pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan, Cris Kuntadi saat meninjau Stasiun Jakarta Gudang, Stasiun Sungai Lagoa, dan Stasiun JICT Pasoso di Jakarta Utara.
"Dalam tinjauan tadi, diketahui jumlah peti kemas yang diangkut menggunakan kereta turun 15 persen selama masa pandemi Covid-19," kata Cris ditulis Kamis (14/5/2020).
Menurutnya, pemerintah saat ini semakin gencar mendorong kereta untuk dapat menjadi alternatif utama pengalihan beban pengangkutan barang dari truk.
"Sebaliknya, adanya peningkatan 16 persen (Maret 2020) pada angkutan retail atau barang. Ini disebabkan bertambahnya transaksi e-commerce dan pelayanan angkutan pangan," tambah Cris.
Di samping itu, di lapangan Cris juga melihat begitu banyak potensi untuk meningkatkan angkutan logistik menggunakan kereta untuk ke depannya.
“Banyak sekali hal yang bisa ditingkatkan pada angkutan logistik kereta ini mulai dari sarana dan prasarana hingga cost atau harga," ungkap dia.
Cris mengatakan bahwa dari segi tarif angkutan logistik menggunakan kereta jauh lebih murah dibandingkan dengan truk, yaitu hanya Rp 1.500 per kg dengan batas minimal pengiriman seberat 5 kg.
Moda kereta logistik peti kemas diharapkan bisa lebih digemari ke depan dengan upaya pembenahan yang efisien bagi pengusaha.
“Jika ingin membenahi multimoda pada angkutan barang memang harus dipecahkan hambatan tersebut seperti sekarang hanya stasion to station," usulnya.
Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) selaku operator diminta memperhatikan menyediakan fasilitas baru pendingin untuk menunjang pengiriman bahan pangan dan holtikultura.
PT KAI juga dapat menyiasati pemanfaatan sarana dan prasarana angkutan penumpang dialihfungsikan menjadi angkutan barang.