Penjualan Berlian Dunia Melesu Imbas dari Pandemi Virus Corona
Hal ini merupakan dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19 yang berimplikasi pada krisis ekonomi global dan rantai pasokan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Produsen berlian global terkemuka, ALROSA dari Rusia, melaporkan penjualannya turun sepuluh kali lipat dalam satu bulan saja.
Hal ini merupakan dampak dari pandemi virus corona atau Covid-19 yang berimplikasi pada krisis ekonomi global dan rantai pasokan.
Baca: Jabat Menparekraf, Nama Wishnutama Masih Tercatat sebagai Komisaris Tokopedia
Pada April lalu, ALROSA menjual total berlian kasar dan halus senilai 15,6 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Angka ini turun lebih dari 152 juta dolar AS pada bulan sebelumnya dan merosot dari 400 juta dolar AS dalam penjualan di awal tahun 2020.
Seperti yang disampaikan Wakil CEO ALROSA, Evgeny Agureev dalam sebuah pernyataan resminya.
"Pembatasan yang diberlakukan banyak negara di dunia untuk melawan virus ini serta penurunan permintaan untuk perhiasan berlian telah membuat perdagangan berlian kasar dan poles di seluruh dunia merosot," kata Agureev.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (18/5/2020), penurunan signifikan ini terjadi karena perusahaan itu menawarkan penundaan pembelian kepada para kliennya.
Padahal pemesanan semula telah dijadwalkan pada bulan April lalu.
Langkah ini diambil untuk mengimbangi tantangan yang dihadapi industri berlian saat ini.
Kendati demikian, ALROSA berharap bahwa krisis ini hanya akan berlangsung singkat dan permintaan terhadap permata akan mulai pulih di awal kuartal ketiga.
Perlu diketahui, virus corona telah mengakibatkan penghentian produksi secara besar-besaran di seluruh dunia, termasuk di industri berlian.
Industri pemotongan dan pemolesan berlian India, tempat di mana 90 persen batu kelas atas dunia dipoles pun masih ditutup karena sistem penguncian (lockdown) secara nasional yang diberlakukan negara itu.
Sementara itu, menurut Antwerp World Diamond Center (AWDC), impor berlian kasar pada Maret lalu ke pusat perdagangan intan global utama di Antwerp, Belgia, masing-masing turun lebih dari 73 persen dan 51 persen.
ALROSA merupakan penambang berlian terbesar di dunia berdasar pada volumenya.
Perusahaan ini juga telah menyumbang lebih dari 90 persen produksi berlian Rusia.
Namun munculnya wabah corona memaksa ALROSA untuk menunda produksinya di beberapa bidang pada awal pekan ini.
Meskipun dilanda krisis, sejauh ini perusahaan belum meminta bantuan terhadap pemerintah Rusia.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka mungkin akan memerlukan dana seperti itu, jika penurunan permintaan terhadap berlian berlanjut hingga tiga atau empat bulan ke depan.
Baca: Awal Virus Corona Diduga Bukan dari Kelelawar, Tapi Manusia di Pasar Hewan Liar Wuhan
Sebelumnya, di tengah krisis keuangan yang terjadi pada 2008 silam, pemerintah Rusia telah membeli batu berharga senilai 1 miliar dolar AS demi membantu perusahaan ini agar tetap bertahan saat dilanda krisis.
Saat ini, langkah-langkah serupa juga dikabarkan tengah dibahas oleh pemerintah negara itu.