Ekonom INDEF: Aksi Unjuk Rasa Berujung Rusuh di AS Untungkan Nilai Tukar Rupiah
"Rupiah diuntungkan dengan adanya demonstrasi besar-besaran di AS," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Rabu (3/6/2020).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai unjuk rasa berujung kericuhan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dapat menguntungkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Rupiah diuntungkan dengan adanya demonstrasi besar-besaran di AS," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Rabu (3/6/2020).
Selain itu ada beberapa faktor lainnya yang bisa menguatkan rupiah, yakni hubungan AS dan China yang kembali memanas serta sikap Presiden AS Donald Trump terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"(Faktor lainnya) efek sengketa AS dan China terkait masalah Hongkong, dan ancaman Trump untuk keluar dari WHO," jelas Bhima.
Ia kemudian menegaskan bahwa situasi geopolitik yang tidak menentu, dengan epicentrumnya ada di AS, membuat para pelaku pasar global mulai meninggalkan dolar.
Baca: Cerita di Balik Sukses Novel Baswedan, Pimpin Langsung Operasi Penangkapan Buron KPK, Nurhadi
"Dollar index tercatat terkoreksi sebesar -1,77 persen dalam sepekan terakhir menjadi level 97,8. Pelemahan dolar membuat aliran dana asing masuk ke negara berkembang," pungkas Bhima.
Baca: Surat PHK Dikirim Tengah Malam, 181 Pilot Kontrak Garuda Indonesia Kehilangan Pekerjaan
Perlu diketahui, aksi unjuk rasa solidaritas terhadap kematian George Floyd serta warga keturunan Afrika-Amerika lainnya yang terbunuh oleh polisi di AS telah digelar pada ratusan kota di 50 negara bagian AS selama sepekan terakhir.
Dengan meningkatnya keteganga
n ini, beberapa aksi protes pun berubah menjadi kerusuhan dan bentrokan dengan aparat penegak hukum.
Baca: Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang, Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat
Sementara aksi lainnya diakhiri dengan tindakan penjarahan dan perusakan properti.
Akibatnya, banyak otoritas negara bagian yang memanggil Garda Nasional untuk mengendalikan situasi ini.
Baca: Terkuak! Trio Mantan Petinggi Jiwasraya Terima Mobil Mewah dan Pelesir ke Luar Negeri
Beberapa orang pun dinyatakan tewas dalam kerusuhan itu, sementara puluhan lainnya terluka.
Melihat situasi panas saat ini, Presiden AS Donald Trump telah mengerahkan pasukan militer ke ibu kota AS, Washington DC dan mengancam akan mengirimkan pasukan yang sama ke negara bagian lainnya jika aksi rusuh ini tidak segera dihentikan.