Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pendapat Rektor UI tentang Daya Beli BBM yang Turun

Realisasi penjualan JBU per hari seperti Premium Jalami, Pertalite Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex di kisaran 22.127 KL.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pendapat Rektor UI tentang Daya Beli BBM yang Turun
TRIBUNNEWS/REYNAS ABDILA
Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro saat diskusi virtual terkait dampak Covid-19 terhadap sektor BBM, Jumat (12/6/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro menilai harga minyak mentah dunia kini anjlok karena kecilnya demand atau permintaan pasar menyusul munculnya pandemi Covid-19.

"Pertama demand industri aviasi berkurang drastis, kedua daya beli BBM untuk rumah tangga dan UMKM menurun, ketiga BBM untuk sektor transportasi darat terpengaruh akibat faktor WFH," kata Prof. Ari saat diskusi virtual yang digelar BPH Migas di Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Prof Ari menambahkan poin berikutnya persepsi dan tuntutan masyarakat perkotaan terhadap volatilitas harga komoditas minyak dunia.

"Masyarakat berekspektasi penurunan harga BBM saat harga minyak dunia ikut turun," terangnya.

Ia berkesimpulan untuk menangani suplai BBM yang tidak terserap secara baik ini, BPH Migas atau pihak terkait agar mengakselerasi transformasi digital sebagai proses bisnis. 

Baca: Fakta Sebenarnya di Balik Kisah Viral 5 Bocah Minta Diadopsi, Orang Tua Meninggal Akibat Covid-19

Serta pentingnya re-organisasi untuk pengambilan keputusan yang lebih responsive.

Berita Rekomendasi

"Untuk internal agar melakukan formalisasi Work From Home untuk fungsi-fungsi terntu, serta membangun kolaborasi yang lebih sinergis dengan para stakeholders," tukas Prof. Ari.

Baca: Skandal Pernikahan Aneh Ini Akhirnya Terkuak, Sang Pria Tertipu Mempelai Wanita Jadi-jadian

Dia menilai yang terpenting saat ini mengembalikan daya beli BBM di masa transisi new normal.

Sementara Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) M. Fanshurullah Asa menjelaskan secara fundamental jenis BBM umum (JBU) permintaannya sangat merosot drastis.

Baca: Erick Tohir Angkat Bambang Sunarwibowo, Orang BIN Jadi Komisaris PT Aneka Tambang

Dia mengatakan hal itu tidak lepas dari dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam upaya memutus rantai Covid-19.

"Penjualan JBU turun 34 persen dibanding tahun lalu hanya sekitar 663.812 KL sedangkan tahun 2019 mencapai 1.004.146 KL," kata Fanshrullah saat diskusi virtual di Jakarta.

Baca: Kasus Corona Melonjak, Jubir Istana Fajroel Rachman: Belum Sampai 20 Ribu, Nggak Sampai Seperti Itu

Sementara, realisasi penjualan JBU per hari seperti Premium Jalami, Pertalite Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex di kisaran 22.127 KL turun 34 persen dibanding tahun lalu.

"Di DKI Jakarta menurut catatan Pertamina penurunan penjualan sampai 50 persen," tambahnya.

Menteri ESDM)Arifin Tasrif membeberkan alasan harga BBM di dalam negeri belum diturunkan meski minyak mentah dunia sedang anjlok dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR secara virtual, di Jakarta, 4 Mei 2020.

"Harga jual eceran BBM bulan Mei masih sama dengan April 2020. Pertimbangannya karena pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia yang belum stabil atau memiliki volatilitas yang cukup tinggi," kata Arifin.

Menurutnya, faktor lain yakni pemerintah masih menunggu pengaruh dari pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari Mei-Juni 2020 dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli-Desember 2020 serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021-April 2020.

"Jadi periode masih panjang harga BBM di Indonesia juga bukan yang termahal di ASEAN, ada Singapura dan Laos di atasnya," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas