Jordi Onsu: Rejeki Itu Seperti Kumis, Dicukur Numbuh Lagi
Jordi mengatakan, bisnis yang dijalankan berjalan mulus berkat pertolongan banyak orang
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
“Bantuan ini tidak seberapa dibandingkan pengorbanan tenaga medis merawat yang terkena Covid. Mereka diasingkan saat keluar rumahsakit karena membawa virus, nggak bisa pulang ke rumah, secara psikologi juga drop. Kalau nggak dibantu mereka bisa kelaparan di dalam,” ungkap Jordi.
Hari Jumat menjadi momentum yang ditunggu-tunggu Jordi.
Sejak 3 bulan ini, ia bersama karyawan membagikan makanan di sejumlah titik di ibukota bahkan sampai Tangerang.
Baca: Jordi Onsu Percaya Diri Bangun Brand Kuliner Lokal
“Kita pasang plang, orang lewat ambil makanan. Ada rasa syukur ketika saya langsung turun membagikan makanan. Bagi saya, sedekah adalah bentuk rasa syukur,” papar Jordi yang menyebut tahun 2020 sebagai tahun dimana lebih banyak bersabar, berbagi dan peduli kepada sesama.
Pelajaran berbagi didapat Jordi dari orangtuanya sejak dia kecil yang mengajarkan berbagi tanpa pandang bulu.
Tahun lalu, ia memberangkatkan asisten rumahtangga, penjaga rumah, sopir dan ibu angkatnya berangkat umrah, sambil menitipkan doa agar tahun 2020 diberi kesehatan dan keberkahan.
“Langkahku nggak bisa kesana dan tiap agama punya jalan masing-masing. Amal dikirim dari agama dan suku ras apapun. Dengan memberangkatkan umroh, mereka yang mensupport usahaku lebih semangat,” papar Jordi.
Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi momentum spesial buat Jordi dengan memperbanyak sedekah.
Setiap hari raya umat Islam, setidaknya seribu paket berisi peralatan shalat dan kue diberikan kepada orang yang membutuhkan.
“Aku lebih suka jalan sendiri memberikan bantuan, ke sekuriti yang menjaga portal-portal perumahan. Atau jalan ke Sukabumi ketemu langsung sama masyarakat yang kondisinya memprihatinkan,” ungkapnya.
Jordi mengaku sejak kecil tumbuh di lingkungan muslim.
Ketika ada warga di Banten yang meminta bantuan untuk memperbaiki mushala, membantu biaya renovasi dengan senang hati.
Kepada karyawan dan orang-orang yang bekerja membantunya, Jordi menjadikan mereka sebagai partner kerja, bukan bawahan.
Menurutnya, karyawan yang membantu di manajemen Geprek Bensu sejak awal berdiri sampai sekarang belum berganti formasi. Kegemarannya beramal rupanya menurun dari ibunya.
“Mama saya menolak saat saya tawari bikin yayasan amal. Beliau lebih suka bersedekah langsung dari tangannya. Pernah suatu hari, melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bogor, berhenti di setiap stasiun membagikan uang ke pengamen dan peminta-minta,” kata Jordi.