Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Minus 3,4 Persen

Dari pertumbuhan 2,97 persen itu yang didapat adalah turun drastisnya konsumsi swasta menjadi 2,8 persen

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diprediksi Minus 3,4 Persen
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengendara melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi covid-19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan, pertumbuhan ekonomi diprediksi tidak bisa berada di zona positif lagi setelah tumbuh 2,97 persen pada kuartal I 2020.

Hal tersebut dikarenakan adanya pandemi virus corona atau Covid-19.

Baca: Ekonom Indef Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Akan Sulit 2-3 Tahun ke Depan

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, dari pertumbuhan 2,97 persen itu yang didapat adalah turun drastisnya konsumsi swasta menjadi 2,8 persen.

Padahal belum ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal I.

"Sementara, kuartal II ekspektasinya minus 3,4 persen, kita hitung masih estimasi. Gambaran kita bisa lebih dalam lagi setelah melihat beberapa sektor jatuh lebih dalam pada Juni lalu," ujarnya saat teleconference, Jumat (3/7/2020).

Kendati demikian, dia menyebutkan, ada beberapa katalis positif untuk ekonomi domestik, di antaranya dampak pelanggaran dari PSBB dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat.

Berita Rekomendasi

"Iya otomatis ya itu berdampak terhadap mulai berjalannya beberapa sektor di berbagai negara. Dua pekan terakhir saya buat survei sendiri sejak pekan terakhir bulan lalu ketika PSBB dilonggarkan, itu memang mulai ada beberapa sektor sudah mulai bergerak," kata Andry.

Sektor yang terlihat mulai bergeliat adalah bisnis restoran karena sudah mulai kembali buka, kendati mungkin pendapatannya tidak langsung melonjak seperti sebelum pandemi Covid-19.

Baca: Jokowi Khawatir Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Minus

Bahkan beberapa restoran yang Andry amati itu misal tadinya penjualan cuma ada 5 sampai 10 transaksi sehari, sekarang itu bisa lebih dari 15 hingga 20 transaksi dan sudah mulai buka makan di tempat

"Itu kalau misalnya kita lihat di sekitaran Jakarta saja. Itu parkiran juga relatif penuh, artinya memang potensi setelah pelonggaran PSBB lebih baik seperti di negara lain," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas