Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Gasifikasi Batu Bara Diyakini Bisa Lebih Murah Dibanding LPG

Dadan Kusdiana meyakini harga gasifikasi batubara atau Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi liquified petroleum gas (LPG) bisa lebih murah.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Harga Gasifikasi Batu Bara Diyakini Bisa Lebih Murah Dibanding LPG
Pertamina
Armada pengangkut Liquefied Petroleum Gas (LPG) Pertamina. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana meyakini harga gasifikasi batubara atau Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi liquified petroleum gas (LPG) bisa lebih murah.

Dadan mengatakan, hal tersebut terjadi karena DME diproduksi di dalam negeri memanfaatkan stok batu bara di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan.

“Praktis, bahan baku akan lebih ekonomis karena dia tidak impor batu bara. Kandungan energinya juga lebih sedikit,” Dadan dalam konfrensi pers virtual di Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Kendati begitu, Dadan belum bisa menyampaikan pasti berapa nilai keekonomian gasifikasi batu bara ini.

“Beberapa hal masih harus dikaji lebih lanjut. Harga LPG ini akan kita bandingkan dengan harga DME. Kemudian daei sisi bahan baku, termasuk dari harga DME secara internasional, kita sedang teliti," bebernya.

Baca: Balitbang ESDM Dorong Gasifikasi Batu Bara sebagai Substitusi LPG Rumah Tangga

DME memiliki kemiripan sifat dengan LPG, namun dia memiliki pembakaran lebih cepat karena sifat senyawanya sederhana (mengandung CH3OCH3).

Berita Rekomendasi

Dadan menerangkan DME juga mudah terurai di udara sehingga tak merusak lapisan ozon dan tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx serta tidak mengandung sulfur.

Baca: TPPI Terima Pengelolaan Kilang Elpiji Tuban LPG Indonesia dari Negara

Uji terap pemakaian DME 100 persen telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim pada bulan Desember 2019 - Januari 2020 kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat.

Selain itu, uji terap DME 20 persen, 50 persen, dan 100 persen dilakukan di Jakarta (Kecamatan Marunda) kepada 100 kepala keluarga pada tahun 2017.


“Hasil uji terap, menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru, dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.

Secara teknis, pemanfaatan DME 100 persen layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME.

“Waktu memasak lebih lama 1,1 s.d. 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG. Saya cotohkan kalau masak sayur biasanya 30 menit pake DME ini paling tidak 35-40 menit,”imbuh Dadan.

Jika nantinya DME menjadi substitusi LPG, Dadan menerangkan pemerintah bakal tetap memberikan subsidi dengan jumlah yang tidak lebih besar dari subsidi LPG.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas