Lima Faktor yang Dipertimbangkan dalam Merencanakan Kembalinya Karyawan ke Kantor
Back to Office Workforce Planner sudah digunakan di kantor Dassault Systèmes di Australia, Malaysia, Singapura dan akan digunakan di Jepang dan India
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah dinamika manajemen tenaga kerja perusahaan.
Saat pemerintah melonggarkan berbagai pembatasan terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), dan para karyawan mulai kembali bekerja di kantor, muncul tantangan baru yang dihadapi perusahaan.
Misalnya terkait panduan dimulainya kegiatan bekerja, penerapan jarak aman, pengendalian di perbatasan negara/wilayah dan anjuran terkait perjalanan ke satu negara/wilayah.
Dassault Systèmes, keselamatan kerja sangat penting, baik untuk karyawan, mitra maupun pelanggan sehingga menggunakan solusi dari portofolio kami yaitu Back to Office Workforce Planner untuk mengatur karyawan yang kembali bekerja di kantor.
Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pembatasan dari pemerintah, persyaratan bisnis dan preferensi pribadi, siapa saja yang harus kembali bekerja di kantor? Ini jadi pertanyaan besar!
Ada lima faktor penting yang dipertimbangkan dalam merencanakan kembalinya karyawan ke kantor.
Baca: 23 Karyawan Terpapar Covid-19, BPJS Kesehatan Medan Perpanjang Penutupan Kantornya
1. Pembatasan dari Pemerintah: Setiap pemerintah memiliki aturan pembatasan yang berbeda dan peraturan pembatasan sosial juga diterapkan di lingkungan kantor.
2. Persyaratan Bisnis: Meskipun banyak perusahaan memberi kesempatan kepada para karyawannya untuk bekerja dari rumah, ada karyawan-karyawan tertentu yang harus bekerja di kantor
3. Prioritas Bisnis dan Tugas: Tergantung pada tugas karyawan di departemen mereka masing-masing, ada karyawan yang harus diprioritaskan untuk bekerja di kantor
4. Kondisi Personal: Manusia adalah inti dari bisnis. Setiap karyawan mungkin punya kondisi khusus yang berbeda – mulai dari harus menjaga anak atau orang tua, hingga tidak memiliki fasilitas untuk bekerja dari rumah. Semua ini harus dipertimbangkan.
Baca: Kisah Ibu-ibu di Bekasi Antar Anak ke Kantor Kelurahan Cari Wifi Gratis untuk Sekolah Online
5. Preferensi Pribadi: Beberapa orang mungkin memiliki preferensi untuk bekerja dari rumah atau di kantor. Hal ini harus dipertimbangkan juga.
Back to Office Workforce Planner membuat perencanaan berdasarkan okupansi kantor yang diinginkan. Sebagai contoh, di Dassault Systèmes, kami mengambil pendekatan bertahap.
"Mulai dari okupansi kantor sebesar 25% dan perlahan meningkat menjadi 50%, sebelum semua karyawan kembali ke kantor beberapa bulan dari saat ini. Shift kantor dibuat dan diterapkan untuk para karyawan," kata pihak Dassault Systèmes melalui keterangan pers, Selasa (28/7/2020).
Melakukan perencanaan secara manual dengan mempertimbangkan semua data di atas untuk kantor dengan puluhan atau ratusan karyawan sangat menjemukan, memakan waktu dan rawan kesalahan.
Dengan otomatisasi penugasan ini jajaran manajemen senior dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih penting – memandu bisnis melalui kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, berkomunikasi dengan karyawan dan mempertahankan mereka, serta membuat strategi serta positioning bisnis untuk masa depan.
Back to Office Workforce Planner sudah digunakan di kantor-kantor Dassault Systèmes di Australia, Malaysia dan Singapura, dan segera digunakan di Jepang dan India.
Penggunan planner di negara-negara lainnya seiring dengan para karyawan kembali mulai bekerja di kantor.
Back to Office Workforce Planner adalah versi sederhana dari DELMIA Quintiq Workforce Planner, yang mencakup seperangkat tool untuk membuat perencanaan dan mengoptimalkan karyawan di sektor pemerintahan, layanan publik, bandar udara, korporasi dan pabrik, di seluruh dunia termasuk Indonesia.