Insentif Fiskal Diyakini Bisa Tarik Investasi Baru ke Indonesia
Setiap korporasi membutuhkan insentif yang berbeda dalam setiap fase pemulihan ekonomi.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menilai, pemberian insentif fiskal masih diperlukan dan ditingkatkan agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Menurutnya, pemberian insentif fiskal akan mendorong masuknya investasi yang dapat membawa lapangan pekerjaan baru.
"Hingga kemudian pada gilirannya meningkatkan basis pajak dan tax ratio dalam jangka panjang. Investasi yang membuat perekonomian bergerak dan menghasilkan lapangan kerja baru," ujar Febrio dalam webinar Selasa (4/8/2020).
Dia menambahkan bahwa tidak bisa dipungkiri tax ratio berpotensi menurun akibat pemberian insentif fiskal dalam rangka menarik investasi.
Baca: Legislator PKS Sarankan Pemerintah Beri Insentif Fiskal Hindari Gelombang PHK
"Penting mana pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan perpajakan? Tentu pertumbuhan ekonomi. Penting mana pertumbuhan lapangan kerja atau pertumbuhan perpajakan? Tentu lapangan kerja," kata Febrio.
Baca: Indonesia-Selandia Baru Sepakati Kerjasama Penanggulangan Covid-19 hingga Investasi
Negara-negara Asia Tenggara yang memberikan insentif perpajakan sangat agresif di antaranya Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Banyak negara berlomba-lomba memberikan insentif fiskal sebagai pemanis untuk menarik investor asing agar menanamkan modalnya.
Partner of Tax Research and Training Services DDTC Bawono Kristiaji mengamini, dalam fase pemulihan ekonomi, otoritas pajak secara global berlomba-lomba memberikan insentif pajak.
Di tengah kompetisi tersebut, insentif pajak perlu diberikan dengan lebih tepat sasaran. Menurut Bawono, setiap korporasi membutuhkan insentif yang berbeda dalam setiap fase pemulihan ekonomi.
“Pemberian insentif tidak bisa bersifat permanen dan disamakan dalam waktu lima tahun mendatang,” ujar Bawono.
Seperti diketahui, realisasi investasi pada kuartal kedua tahun ini menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang juga disebabkan pandemi Covid-19.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat mengatakan, BKPM akan terus mengejar investor yang telah menyatakan komitmen untuk menanamkan modal di Indonesia.
Bahlil mengatakan BKPM akan fokus membantu investor mengurus berbagai hal yang dibutuhkan seperti perizinan dari daerah hingga pusat dengan catatan investor tersebut benar-benar serius menanamkan modal di Indonesia.
"Investor yang bawa modal, bawa teknologi, izinnya kami bantu,” katanya.
BKPM juga berkomitmen untuk memfasilitasi permintaan investor jika mereka serius merealisasikan komitmennya, termasuk mengenai permintaan insentif fiskal.