Penggunaan Transportasi Umum di Fase Adaptasi Baru Dinilai Masih Rendah
Transportasi umum pada masa adaptasi kebiasaan baru dinilai masih belum maksimal dimanfaatkan masyarakat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transportasi umum pada masa adaptasi kebiasaan baru dinilai masih belum maksimal dimanfaatkan masyarakat.
Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Harya Dillon, menyebutkan masyarakat belum percaya diri menggunakan transportasi umum meski hingga saat ini belum ditemukan klaster penularan Covid-19 di angkutan umum.
"Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, disebabkan saat ini kurva infeksi Covid-19 masih terus meningkat," ucap Harya dalam diskusi online, Selasa (4/8/2020).
Selain itu menurut Harya, adanya klaster penularan di perkantoran juga membuat kekhawatiran masyarakat semakin meningkat untuk berpergian menggunakan umum.
Baca: Transportasi Publik Terhubung Gojek, Jumlah Pengguna ke Stasiun MRT Naik Tujuh Kali Lipat
"Sebetulnya di sektor transportasi belum ditemukan klaster penularan Covid-19, kita bisa lihat di TransJakarta saat ini juga belum ditemukan klaster," kata Harya.
Baca: Ganjil Genap Mulai Berlaku Besok, Transjakarta Siapkan 155 Bus Tambahan
Ia juga mengungkapkan, Gubernur Jawa Barat pernah melakukan rapid test terhadap penumpang commuter line dan hasilnya masih di bawah level positivity rate nasional.
"Meski begitu, sepertinya penumpang belum merasa nyaman bertransportasi menggunakan angkutan umum karena masih ada kekhawatiran," ucap Harya.
Hal ini, lanjut Harya, menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah seperti DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta operator transportasi yang terkait untuk membuat angkutan umum diminati lagi.
"Operator angkutan umum harus berani melakukan deteksi dini Covid-19 dan mengumumkannya, sehingga cukup meningkatkan percaya diri masyarakat bertransportasi umum," ujar Harya.