Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menkop Sindir Koperasi di Indonesia Berjalan Lambat Seperti Andong

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengumpamakan koperasi di Indonesia berjalan lambat seperti andong.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Menkop Sindir Koperasi di Indonesia Berjalan Lambat Seperti Andong
Humas Kemenkop dan UKM
Teten Masduki 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengumpamakan koperasi di Indonesia berjalan lambat seperti andong.

Sedangkan, korporasi justru melaju sangat kencang bak kereta cepat.

"Tantangannya sekarang adalah kalau koperasi kita berjalan seperti andong, sementara korporasi berjalan seperti kereta cepat. Kalau seperti ini terus lama-lama bisa habis," tutur Teten dalam webinar bertema 'Masihkah Koperasi Menjadi Andalan?', Kamis (13/8/2020).

Baca: Menkop Teten Masduki Ungkap Alasan Penyaluran LPDB Seluruhnya Melalui Koperasi

Baca: Menkop Percepat Penyaluran Dana Bergulir Rp1 Triliun ke Koperasi

Menurutnya, koperasi sebagai soko guru atau tulang punggung perekonomian mendapat antusiasme kecil dari masyarakat.

Teten menyampaikan partisipasi masyarakat Indonesia untuk berkoperasi hanya sebesar 8,41 persen, sementara dalam skala global sebesar 16,31 persen.

"Secara global juga masih sangat kecil angka partisipasinya. Di sektor pangan sebesar 51,2, namun kelembagaan ekonomi petani yang berbentuk koperasi masih juga kelihatan kecil," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Teten menyebut koperasi saat ini masih didominasi koperasi simpan pinjam sebanyak 55,9 persen.

"Ini artinya koperasi belum banyak bergerak di sektor riil atau sektor riil belum menjadi pilihan usaha dari koperasi," jelas mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut.

Dia mengatakan untuk mendorong koperasi menjadi besar, koperasi harus bergerak dalam satu playing field dengan korporasi.

"Koperasi harus menjadi bibit usaha yang menarik untuk investor. Perlu adanya perbaikan manajemen koperasi sehingga orang bisa tertarik untuk menaruh simpanan, berinvestasi, atau bahkan menjadi anggota koperasi," pungkas Teten.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas