Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Semester I 2020, Bank BRI Catatkan Laba Rp 10,2 Triliun

Sunarso mengatakan, dari aset sebesar itu, kualitasnya terjaga baik dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) rendah.

Editor: Sanusi
zoom-in Semester I 2020, Bank BRI Catatkan Laba Rp 10,2 Triliun
TRIBUN/HO
Petugas melakukan penyemprotan disinfektan di Plaza BRI 1 dan 2 Kantor Pusat Bank BRI, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020). Aktifitas tersebut merupakan upaya BRI untuk memberikan perlindungan terhadap kesehatan dan keselematan para pekerja BRI. Sejak COVID 19 pertama kali terdeteksi di Indonesia, BRI telah melakukan langkah langkah pencegahan diantaranya membagikan masker kepada seluruh pekerja, menyediakan hand sanitizer serta mengajak untuk menjalankan GERMAS. TRIBUNNEWS/HO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang semester I 2020, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 10,2 triliun dengan nilai aset secara konsolidasi Rp 1.387,76 triliun atau naik 7,73 persen.

Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan, dari aset sebesar itu, kualitasnya terjaga baik dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) rendah.

"NPL masih dijaga di level 3,1 persen dengan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah juga memadai di 187 persen," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (19/8/2020).

Baca: Bank BRI Meriahkan HUT ke-75 RI dengan Semangat Bangkit dan Berbagi di Tengah Pandemi

Selain itu, lanjut Sunarso, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to depocit ratio/LDR) juga terjaga sebesar 86,06 persen pada Juni 2020.

"LDR lebih rendah dari Juni 2019 sebesar 92,81 persen, ini mencerminkan masalah likuiditas rasanya saat ini bukan jadi masalah atau tantangan berarti," katanya.

Kemudian, dia menambahkan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) juga masih diatas rata-rata yakni sebesar 20,15 persen.

Berita Rekomendasi

"CAR sampai kuartal II sebesar 20,15 persen, artinya masih sangat kondusif untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekspansi serta mengcover risiko jika terjadi keburukan di kemudian hari," pungkas Sunarso.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas