Keren, BPS Jadi Anggota Tim Penyusun Big Data di Perserikatan Bangsa-Bangsa
BPS maupun kantor pusat statistik lainnya di dunia tetap berkomitmen menerbitkan berbagai indikator strategis di tengah pandemi corona atau Covid-19.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, sudah menggunakan pemanfaatan big data dengan mobile phone data maupun google mobility indeks dan sebagainya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, bahkan BPS mendapat ajakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait pemanfaatan big data.
"Sebagai informasi, BPS saat ini diminta menjadi anggota tim penyusunan manual big data di PBB," ujarnya saat rapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa (8/9/2020).
Dia menjelaskan, BPS maupun kantor pusat statistik lainnya di dunia tetap berkomitmen menerbitkan berbagai indikator strategis di tengah pandemi corona atau Covid-19.
Baca: Anggaran BPS 2020 Dipangkas, Sensus Ekonomi Kena Imbas
"BPS beserta kantor statistik di berbagai negara tetap menerbitkan indikator meskipun banyak sekali tantangannya, terutama di lapangan. Karena itu, berbagai indikator strategis seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat pengangguran kemiskinan, dan sebagainya tetap terbit," kata Suhariyanto.
Baca: BPS: Agustus 2020, NTP dan NTUP Naik Signifikan
BPS, lanjutnya, juga melakukan survei khusus mengenai dampak Covid-19 terhadap rumah tangga maupun pelaku usaha.
"Kita lakukan online, sehingga tidak membutuhkan biaya. Saya juga harus berterima kasih kepada masyarakat bahwa respon mereka sangat bagus sekali," pungkasnya.