Rupiah Berpeluang Makin Melemah oleh Pemberlakuan PSBB Ketat
Isu domestik itu menambah kekhawatiran pelaku pasar setelah kembali memanasnya ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Senin, 14 September 2020 bisa menekan nilai tukar rupiah.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, isu domestik itu menambah kekhawatiran pelaku pasar setelah kembali memanasnya ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China.
"Pasar juga masih mewaspadai isu hubungan AS dan China yang memanas dan penghentian sementara pengujian vaksin AstraZeneca tahap 3. Sementara, dari dalam negeri, pemberlakuan PSBB juga bisa menjadi penekan untuk rupiah," ujarnya, Kamis (10/9/2020).
Disisi lain, dolar AS sebenarnya mendapatkan tekanan semalam karena optimisme pasar terhadap outlook ekonomi Eropa yang akan disampaikan oleh Bank Sentral Eropa malam ini.
Baca: IHSG Anjlok, Menko Airlangga Sebut Gara-gara Rem Darurat Kebijakan PSBB Gubernur Anies
Karena itu, nilai tukar regional termasuk rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS dengan kondisi dollar AS tersebut.
"Selain itu Aset berisiko seperti indeks saham juga terlihat positif pagi ini," kata Ariston.
Baca: Protes Kebijakan Anies, Airlangga Bilang PSBB Ketat Berdampak Negatif ke Saham dan Ekonomi
Adapun, dia menambahkan, indeks saham AS berbalik menguat semalam, setelah mengalami kejatuhan yang dalam sehari sebelumnya, yang memberikan sentimen positif ke indeks saham Asia pagi ini.
"Dengan itu, potensi penguatan rupiah hari ini dengan potensi kisaran Rp 14.700 hingga Rp 14.850," pungkasnya.