Defisit APBN Melonjak, Pembiayaan Anggaran dari Utang Melesat 131 Persen
Pemerintah akan menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp 500 triliun melalui pembiayaan utang.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, pemerintah akan menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar Rp 500 triliun melalui pembiayaan utang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, penerbitan surat berharga negara (SBN) sudah mencapai Rp 671,6 triliun guna membiayai APBN tahun ini.
"Pembiayaan dengan defisit yang tadi mencapai Rp 500 triliun, pemerintah sudah menerbitkan SBN secara neto sebesar Rp 671,6 triliun," ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (22/9/2020).
Baca: Legislator PKS: Negara Bisa Kolaps akibat Setengah Lebih Sumber Pendanaan APBN Berasal dari Utang
Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah juga mengambil pinjaman sebesar Rp 22 triliun, sehingga total utang pembiayaan APBN Rp 693,6 triliun.
Baca: Bambang Trihatmodjo Disebut Belum Lunasi Utang kepada Negara
"Juga menarik pinjaman neto sebesar Rp 22 triliun, sehingga pembiayaan utang kita sudah mencapai Rp 693,6 triliun dari yang akan diperkirakan mencapai Rp 1.220 triliun," katanya.
Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, realisasi pembiayaan utang tersebut cukup besar yakni melesat 131 persen.
"Ini kenaikan yang luar biasa untuk SBN kita yaitu 131 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 290,7 triliun. APBN kita luar biasa berat dan ini terlihat dari sisi pembiayaannya," pungkas Sri Mulyani.