Pemerintah Sebut Belum Punya Vaksin Covid-19 dan Ekonomi Kontraksi di Forum ASEAN
Suahasil Nazara mengatakan, Indonesia belum memiliki vaksin virus corona atau Covid-19, sehingga mempengaruhi penanganan ekonomi.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan perkembangan Indonesia pada masa pandemi Covid-19 di sesi perkembangan Asia Tenggara atau ASEAN dalam acara yang dihadiri menteri keuangan dan gubernur bank sentral se-ASEAN secara virtual.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, Indonesia belum memiliki vaksin virus corona atau Covid-19, sehingga mempengaruhi penanganan ekonomi.
"Kita dalam situasi kesehatan yang belum memiliki vaksin dan obat Covid-19. Dampak ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II sudah terkontraksi 5,3 persen dan dalam kuartal III pertumbuhan masih di zona negatif meskipun ada perbaikan," ujarnya, Jumat (2/10/2020).
Dia melanjutkan, pemerintah ingin meningkatkan ekonomi dengan mengintervensi belanja kesehatan serta dukungan kepada UMKM, dukungan bisnis (korporasi), dan perlindungan sosial.
Baca: Pasar Keuangan Dunia Terguncang oleh Berita Donald Trump Positif Covid-19
Karena itu, alokasi belanja APBN perlu adaptif dan fleksibel, sehingga pemerintah melebarkan defisit tahun 2020 menjadi 6,3 persen.
"Namun, tahun depan akan berangsur dikurangi menjadi 5,7 persen. Tahun ini kita defisit 6,3 persen dan tahun depan ingin kita kendalikan di 5,7 persen," kata Suahasil.
Baca: Kualitas Vaksin Covid-19 Dijamin & Dikawal Langsung WHO, Kemenkes: Jangan Takut Imunisasi
Suahasil menambahkan, harapan pemerintah Indonesia yakni pemulihan ekonomi dapat berlanjut secara bertahap didorong kebijakan fiskal.
"Kita sadari pemulihan akan lama. Fiskal harus adaptif dan cukup fleksibel untuk ekonomi," pungkasnya.