Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Berapa Banyak Utang Luar Negeri RI Bertambah?

Hari ini tepat satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf atau periode kedua kepemimpinan Jokowi. Di antara masalah yang disorot adalah utang pemerintah

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Berapa Banyak Utang Luar Negeri RI Bertambah?
Pixabay/EmAji
Ilustrasi Rupiah Hari Ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini tepat satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf atau periode kedua kepemimpinan Jokowi.

Satu di antara sejumlah masalah yang disorot adalah soal kenaikan utang luar negeri (ULN) Indonesia.

Data terakhir yang dirilis Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia per Juli 2020 yakni sebesar 409,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.063,56 triliun (kurs Rp 14.800 per dollar AS) dengan rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 38,2 persen.

Jika dirinci lebih lanjut, utang luar negeri Indonesia ini terdiri dari utang publik (utang pemerintah dan bank sentral) sebesar 201,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.967,23 triliun.

Baca juga: Naik 155,1 Persen, Pembiayaan Utang Tembus Rp 810,8 Triliun Per September 2020

Lalu utang luar negeri dari swasta (termasuk BUMN) yakni 207,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 3.056,92 triliun.

Sementara itu pada Juli 2019, utang luar negeri Indonesia sebagaimana dicatat BI yakni sebesar 395,3 miliar dollar AS. Rinciannya, utang publik 197,5 miliar serta utang swasta dan BUMN sebesar 197,8 miliar dollar AS.

Artinya selama setahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi, ada kenaikan utang luar negeri Indonesia sebesar 14,4 miliar dollar AS. Kenaikan berasal baik dari utang pemerintah maupun swasta.

Baca juga: Utang Indonesia Terus Naik, Sri Mulyani: Rasionya Masih Lebih Rendah dari Negara Lain

Berita Rekomendasi

Apabila dibandingkan periode awal Presiden Jokowi atau di akhir kuartal IV-2014, posisi ULN Indonesia tercatat sebesar 292,6 miliar dollar AS dengan rasio terhadap PDB sebesar 32,9 persen.

Total ULN pada kuartal terakhir 2014 ini terdiri dari sektor publik sebesar 129,7 miliar dollar AS (44,3 persen dari total ULN) dan ULN sektor swasta 162,8 miliar dollar AS (55,7 persen dari total ULN).

Dengan begitu, selama dua periode saat ini (2014-2020), utang luar negeri Indonesia sudah bertambah sebesar 117,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.721,87 triliun.

Lebih lanjut jika dilihat dari kenaikannnya, utang luar negeri yang ditarik pemerintah dan bank sentral sejak 2014 sudah bertambah 72 miliar dollar AS dan swasta bertambah 45,1 miliar dollar AS.

Sepanjang 2014 hingga 2020, utang luar negeri naik turun karena pemerintah menyicil utang yang jatuh tempo. Namun jumlah pembayaran utang jatuh tempo lebih besar lebih kecil jika dibandingkan dengan utang baru pemerintah.

Utang domestik

Selain itu, khusus untuk utang pemerintah (non-swasta dan BUMN), utang tersebut juga belum mencatat utang yang ditarik pemerintah dari dalam negeri atau utang domestik.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memaparkan, pemerintah telah menambah pembiayaan atau utang baru sebesar Rp 810,8 triliun hingga akhir September 2020.

Baca juga: Bank Dunia Rilis Daftar Utang Luar Negeri, Indonesia Masuk 10 Negara, Ini Kata Pemerintah

Kenaikan pembiayaan tersebut mencapai 155,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 317,9 triliun.

Nilai pembiayaan utang tersebut mencapai 66,4 persen dari target yang terdapat dalam Perpres 72 tahun 2020, yakni sebesar Rp 1.220 triliun.

Sri Mulyani: Rasionya Masih Lebih Rendah dari Negara Lain

Indonesia masuk ke dalam kategori 10 negara paling banyak memiliki utang luar negeri.

Bank Dunia memaparkan data terbaru tersebut melalui laporan Interational Debt Statistics (IDS) yang dirilis pada 12 Oktober 2020.

Dalam laporan tersebut, Indonesia berada pada posisi ketujuh dari daftar 10 negara berpendapatan kecil menengah dengan nilai utang luar negeri terbesar di dunia.

Secara keseluruhan, utang luar negeri Indonesia tercatat mencapai 402,08 miliar dollar AS pada tahun 2019.

Total nilai utang itu terdiri atas utang luar negeri pemerintah, BUMN, dan swasta.

Total nilai utang tersebut berada di bawah China dengan total nilai utang sebesar 2,1 triliun dollat AS, Brazil 569,39 miliar dollar AS, dan India 560,03 miliar dollar AS.

Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, meski utang RI terus naik, rasio utangnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap lebih rendah dari negara-negara lain.

Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia dengan beberapa negara pada 2019 ke 2020.

"Amerika Serikat (rasio utang) sudah menembus di atas 100 persen dan sekarang bahkan mendekati 131 persen. Perancis juga sudah menembus 100 persen yakni dari 98 persen ke 111 persen utangnya terhadap PDB, lalu Kanada juga sudah menembus 100 persen dari 88 persen ke 114 persen," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (19/10/2020).

Sri Mulyani melanjutkan, rasio utang Inggris naik dari 85 persen hingga menembus 100 persen meski tidak sebesar Jepang yang sudah di atas 200 persen.

"Jepang mungkin saya tidak perlu bicara lagi karena selama ini sudah di atas 200 persen dan sekarang mendekati 266 persen," katanya.

Sementara itu, Italia yang paling berat kondisi keuangan negaranya akibat pandemi Covid-19 juga makin meningkat rasio utangnya di level 161 persen.

Jadi, kalau dilihat semua negara terjadi kenaikan utang sangat tinggi, bahkan Jerman yang dikenal sangat hati-hati juga merasakannya.

Jerman, lanjut Sri Mulyani, merupakan negara yang paling hati-hati dan konservatif dalam mengelola utang, tapi rasionya melonjak dari 59 persen menjadi 73 persen terhadap PDB.

Beralih ke sekitar wilayah Asia, rasio utang negara tetangga Indonesia yakni Malaysia naik dari 57 persen ke 67 persen atau melesat hampir 10 persen.

Selain itu, rasio utang China juga melonjak dari 52 persen ke 61 persen dan Thailand meningkat hampir 10 persen dari 41 persen ke 50 persen.

Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, urutan kedua dari bawah dalam tabel versinya yakni Filipina yang rasio utangnya melonjak hampir 11 persen yaitu dari 37 persen ke 48 persen.

Sebagai perbandingan, Sri Mulyani menempatkan Indonesia jadi urutan paling kecil rasio utangnya yakni dari 30,5 persen pada 2019 ke 38,5 persen pada 2020.

"Indonesia juga mengalami tekanan yang sama karena kita melakukan counter cyclical. Jadi, memang tema yang paling besar dari kondisi ini dan pasca Covid-19 adalah bagaimana negara-negara mampu untuk melakukan kembali konsolidasi fiskal," pungkasnya.

Daftar 10 Negara Pengutang Terbesar di Dunia

Bank Dunia merilis data utang luar negeri dari 120 negara-negara dengan berpendapatan rendah hingga sedang dalam International Debt Statistics (IDS) 2021.

Data World Bank mencatat, jumlah arus keuangan baik utang luar negeri dan modal asing di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tahun 2019 hanya mencapai US$ 909,7 miliar.

Jumlah tersebut merosok 14,25% dibanding posisi tahun 2018.

Utang luar negeri tercatat mengalami penurunan paling besar mencapai 28,03% menjadi US$ 382,8 miliar.

Sedangkan arus modal asing ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tahun 2019 hanya turun 0,4% menjadi US$ 526,9 miliar.

Penurunan utang luar negeri ini terutama disebabkan oleh kontraksi yang parah dalam arus masuk utang jangka pendek, yang turun 86% menjadi US$ 30 miliar dari $ 219 miliar pada tahun 2018.

Sebagian besar penurunan dapat dikaitkan dengan penurunan tajam dalam aliran utang jangka pendek ke China, yang berubah menjadi negatif (- US$ 14 miliar) pada tahun 2019.

Padahal, pada tahun 2018 utang luar negeri China bertambah US$ 188 miliar.

World Bank mencatat, negara yang memiliki utang luar negeri terbesar adalah China sebesar US$ 2,1 triliun.

Lalu, negara dengan utang luar negeri terbesar kedua adalah Brasil US$ 569,39 miliar dan India US$ 560,03 miliar.

Indonesia, tercatat menjadi negara dengan utang luar negeri tertinggi ke-7 sebesar sebesar US$ 402,08 miliar.

Dengan kurs rupiah pada Kamis (15/1/2020) di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (Rp 14.780) besaran utang luar negeri Indonesia 2019 sekitar Rp 5.942,74 triliun.

Berikut ini 10 negara berpendapatan rendah hingga menengah dengan besar utang luar negeri tertinggi:

1. Utang luar negeri China US$ 2,1 triliun

2. Utang luar negeri Brasil US$ 569,39 miliar

3. Utang luar negeri India US$ 560,03 miliar

4. Utang luar negeri Rusia US$ 490,72 miliar

5. Utang luar negeri Meksiko US$ 469,72 miliar

6. Utang luar negeri Turki US$ 440,78 miliar

7. Utang luar negeri Indonesia US$ 402,08 miliar

8. Utang luar negeri Argentina US$ 279,30 miliar

9. Utang luar negeri Afrika Selatan US$ 188,10 miliar

10. Utang luar negeri Thailand US$ 180,23 miliar

Janji Jokowi tidak menambah utang luar negeri

Pada masa kampanye Pilpres 2014, Presiden Jokowi sempat berjanji untuk tidak menambah beban utang negara dari luar negeri.

Saat itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo (Saat ini menjabat Menpan RB) mengatakan, pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) secara tegas menolak untuk menambah porsi utang luar negeri bila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.

"Kita mau mandiri, sehingga segala bentuk proses pembangunan pendidikan, infrastruktur harus menggunakan dana sendiri. (Jokowi-JK) menolak bentuk utang baru supaya bisa mengurangi beban utang setiap tahun," kata Tjahjo di Gedung DPR/MPR pada 3 Juni 2014 silam.

Sumber berita: Kompas.com/Tribunnews.com/Kontan

2 Periode Jokowi, Utang Luar Negeri RI Bertambah Rp 1.721 Triliun 

Inilah 10 negara dengan utang luar negeri terbesar di dunia, Indonesia termasuk

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas