Dari Pabrik Pipa Besi Kecil, Kapasitas Produksi Gunung Raja Paksi Kini Tembus 2,5 Juta Ton Baja
Saat ini GRP memiliki pabrik dan fasilitas pendukung seluas 200 hektar lebih di Cikarang, Bekasi
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Di 2014, keberlanjutan inovasi dan semangat membangun negeri ditunjukkan dengan tersedianya fasilitas Steel Melting Shop 2 (SMS2) yang didirikan untuk memproduksi Slab- yang merupakan bahan pembuatan Steel Plate dengan inovasi Blast Furnace yang masih dikembangkan sampai saat ini.
Memasuki 1990, lahirlah PT. Gunung Naga Mas yang memproduksi Lembaran Baja yang terdiri dari Pelat dan Gulungan Baja hingga akhirnya di 1991 berganti nama menjadi PT. Gunung Raja Paksi (GGRP).
Sejak itu nama GGRP berkibar di industri pipa besi baja. Dengan keunggulan fasilitas normalizing dan ultrasonic test yang diresmikan di 2011, produk GGRP semakin diakui dunia.
Pada September 2019, koorporasi melakukan langkah penting yakni dengan membuka Public Offering (IPO) kepada masyarakat luas.
“Setelah sebelumnya generasi pertama membangun dan membesarkan GGRP, kini tiba saatnya mempercayakan kemudi pada generasi berikutnya," kata Abednedju.
Dia mengatakan, generasi perusahaan ini telah ditempa oleh pengalaman dari keterlibatan sejak dini merintis bisnisnya.
"Generasi kedua memegang harapan besar para pendiri untuk berinovasi dan memenuhi tuntutan zaman dengan tetap memperhatikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia, ujar Abednedju Giovano Warani Sangkaeng.
Bersamaan dengan transisi kepemimpinan kepada generasi baru, GGRP bertransformasi manajemen keluarga menjadi manajemen yang lebih profesional diikuti perubahan logo baru perseroan dengan penguatan prinsip good governance, volume produksi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Kami percaya inovasi dan transformasi merupakan salah satu cara untuk menciptakan kembali gairah bisnis dan membangun kebaikan yang lebih besar bagi industri baja di Indonesia," ungkap Tony Taniwan, Presiden Komisaris GGRP.
"Perubahan logo di tengah selebrasi 50 tahun berdiri, adalah bentuk rasa emosi dan optimisme. Sementara warna merah dan putih mewakili keinginan kami untuk berkancah mewakili nama Indonesia di pasar dunia dan terus berkontribusi dalam membangun negeri," beber Tony Taniwan.