Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Utang Luar Negeri Menggelembung Jadi 402 Miliar Dolar AS
Mengutip data International Debt Statistics 2021 dari Bank Dunia, ULN Indonesia mencapai 402 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengkritisi permasalahan ekonomi yang terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, satu diantaranya terkait Utang Luar Negeri (ULN).
Mengutip data International Debt Statistics 2021 dari Bank Dunia, dia menyatakan ULN Indonesia mencapai 402 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Bahkan ULN negara ini lebih besar dari negara anggota ASEAN lainnya, Thailand.
"Indonesia tercatat menempati urutan ke-7 tertinggi di antara negara berpendapatan menengah dan rendah dalam Utang Luar Negeri (ULN), yakni 402 miliar dolar AS. Beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari Argentina, Afrika Selatan dan Thailand," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Selasa (20/10/2020) sore.
Baca juga: 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Berapa Banyak Utang Luar Negeri RI Bertambah?
Ia menyoroti langkah pemerintah yang terus menambah utang di tengah situasi pandemi.
"Dalam bentuk penerbitan utang valas yang rentan membengkak jika ada guncangan dari kurs rupiah," kata Bhima.
Baca juga: Utang Indonesia Terus Naik, Sri Mulyani: Rasionya Masih Lebih Rendah dari Negara Lain
Selanjutnya, Bhima menuturkan bahwa pemerintah pada tahun 2020 menerbitkan Global Bond sebesar 4,3 miliar dolar AS dan jatuh tempo pada 2050 atau tenor 30,5 tahun.
"Artinya, pemerintah sedang mewarisi utang pada generasi ke depan. Setiap 1 orang penduduk di era Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin tercatat menanggung utang Rp 20,5 juta," pungkas Bhima.
Rinciannya adalah utang pemerintah Rp 5.594,9 triliun per Agustus 2020 dibagi 272 juta penduduk.