Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Analis Sebut Omnibus Law UU Cipta Kerja Bikin IHSG Sore Tadi Meroket 3 Persen

IHSG pada perdagangan hari ini ditutup meroket 3,04 persen atau ditutup naik 155,13 poin ke level 5.260,33.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Analis Sebut Omnibus Law UU Cipta Kerja Bikin IHSG Sore Tadi Meroket 3 Persen
Tribunnews/Irwan Rismawan
Layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup meroket 3,04 persen atau ditutup naik 155,13 poin ke level 5.260,33.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, saham-saham di sektor infrastruktur naik signifikan 4,61 persen dan keuangan 4,21 persen.

Lanjar menjelaskan, Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) tidak menjadi sentimen pendorong IHSG pada hari ini hingga melesat 3 persen.

"Dari luar negeri, ketidakpastian pemilihan umum Presiden AS mulai memudar menjadi triggernya," ujarnya, Kamis (5/11/2020).

Sementara dari domestik, data laporan keuangan emiten di sektor infrastruktur yang mengalami pertumbuhan laba bersih kuartal III secara tahunan menjadi angin segar investor.

Baca juga: Ekonom INDEF: Pasal 161 UU Cipta Kerja Janggal, Urusan Audit Lembaga Bukan Kewenangan BPK

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memimpin penguatan 7,36 persen, disusul PT XL Axiata Tbk (EXCL) 6,30 persen, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) 4,91 persen dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) 2,97 persen.

Baca juga: UU Cipta Kerja Salah Ketik, Pakar Tawarkan Tiga Opsi Kebijakan Hukum

Berita Rekomendasi

"Kemudian, outlook yang positif dari perbankan di Indonesia, di mana pemerintah optimis Omnibus law berdampak positif pada sektor bank serta optimis NPL (non performing loan) perbankan tidak akan lebih dari 5 persen," kata Lanjar.

Dia menambahkan, rentetan hal positif tersebut mampu menggeser stigma negatif dari indikasi resesi Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.

"Data pertumbuhan PDB indonesia secara tahunan menjadi minus 3,49 persen berbanding minus 5,32 persen, di bawah ekspektasi ekonomi sebesar minus 3,2 persen," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas