Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indonesia Resesi, Chatib Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Akan Positif di Kuartal I 2021

Ekonom senior Chatib Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi sudah mulai turn around, meskipun Indonesia mengalami resesi.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Indonesia Resesi, Chatib Basri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Akan Positif di Kuartal I 2021
TRIBUN/IQBAL FIRDAUS
Menteri Keuangan RI 2013-2014 Chatib Basri 

Dikutip dari Forbes, 15 Juli 2020, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan pengertian resesi adalah penurunan PDB yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.

Hal ini terjadi lantaran penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Para ahli juga menyatakan resesi ekonomi terjadi ketika suatu negara mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, adanya kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara.

Sedangkan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) otoritas yang dipercaya menentukan mulai dan berakhirnya resesi di AS mengartikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan.

Biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan ritel.

Penyebab resesi ekonomi

BERITA REKOMENDASI

Ada beberapa yang menyebabkan resesi, mulai dari goncangan ekonomi secara tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali. Berikut beberapa penyebab resesi:

1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba

Wabah virus corona yang memukul sektor ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh yang lebih baru dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba. Contoh lain, pada 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan, menyebabkan resesi, belum lagi adanya antrean tak berujung di pompa bensin.

2. Utang yang berlebihan

Ketika individu atau dunia usaha mengambil terlalu banyak utang, mereka bisa terjebak ke gagal bayar utang. Terjadinya gagal bayar ini lah yang membuat kebangkrutan dan membalikkan perekonomian.

Baca Juga: Harga minyak mentah ambles 1,6% setelah Partai Republik kembali kuasai Senat AS

3. Gelembung aset

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas