Memberdayakan Warga Lokal Lewat Wirausaha Tempe, Rintis Peluang Ekspor ke Jepang
Dengan sentuhan inovasi dan kreativitas, tempe yang dikenal sebagai makanan sederhana bisa menjelma menjadi panganan elegan dan modern.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Sebagai wujud keseriusan untuk membangun industri tempe yang modern, Aa Zaki mendirikan usaha perajin tempe di Curug, Bogor, Jawa Barat yang diberi nama Rumah Tempe A. Zaki.
Juli 2020 lalu, pabrik ini diresmikan. Saat ini produknya sudah banyak beredar di kalangan masyarakat luas.
Zaki berharap, adanya pabrik ini, akan mengubah image di masyarakat terhadap pabrik tempe, menjadi industri kecil rumahan yang modern, bersih, sehat dan halal.
Setidaknya, tempat dan alat-alat produksi rumah tempe A Zaki, selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan yang modern juga karyawannya sangat menjaga kebersihan.
Ayep Zaki mengklaim, FKDB saat ini sudah membina 74 perajin tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai per hari.
Melalui kegiatan ini, Zaki mengatakan pihaknya berupaya membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat.
Dari 74 pabrik tempe itu, pabrik yang berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah mampu memproduksi 1.400 kg tempe per hari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini.
Ke depan, Zaki yakin akan semakin banyak permintaan. Di Desember nanti, tempe produksi kelompok binaannya akan mulai diekspor ke Jepang. "Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya," cerita dia.
Menurut Ayep Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Usaha produksi tempe selain menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam memperluas lapangan kerja, usaha produksi tempe juga dapat mendukung program pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan pemenuhan standar gizi nasional.
Program peningkatan standarisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini sangat didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika).
"Termasuk pemerintah melalui kementerian Koperasi dan Perindustrian," katanya.
Ke depannya Zaki berharap, FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe, selain itu juga bergerak di bidang on FARM, terutama pada budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai import untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe.
"Jadi bukan hanya sektor produksi tempe yang akan kita genjot, sektor on FARM bahkan akan bergerak lagi, karena di sektor pertanian ini cakupan dan daya serap tenaga kerja cukup banyak," paparnya.