Pemerintah Dorong Peran Fintech untuk Percepat Inklusi Keuangan
teknologi finansial atau fintech memiliki potensi besar dalam mempercepat inklusi keuangan.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, teknologi finansial atau fintech memiliki potensi besar dalam mempercepat inklusi keuangan.
Melalui penggunaan teknologi, masyarakat dapat mengakses layanan keuangan dengan aman, nyaman, dan berbiaya terjangkau.
Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi pembentukan Indonesia Fintech Society (IFSoc).
Baca juga: Airlangga: Ekonomi Indonesia Mulai Pulih dan Tingkat Kesembuhan Covid-19 Capai 84 Persen
“Selamat atas peluncuran IFSoc. Saya memiliki keyakinan bahwa ini bisa mengangkat potensi, tantangan, dan lanskap kebijakan terkait fintech di masa mendatang,” ujar Airlangga dalam acara peluncuran IFSoc secara daring, Senin (9/11/2020).
Airlangga menjelaskan, fintech akan terus memainkan peranan penting dalam inklusi keuangan yang sudah mencapai sekitar 76 persen.
Baca juga: Menko Airlangga: Kemenangan Joe Biden Membawa Ketenangan dan Kepastian
“Saya percaya kita bisa memenuhi target keuangan yang inklusif di tahun 2024 sebesar 90 persen,” katanya.
Karena itu, digitalisasi layanan keuangan akan menjadi isu krusial dan menjadi tantangan bersama, termasuk soal kebutuhan infrastruktur yang lebih kuat.
Dia menyebutkan, sektor fintech merupakan salah satu sektor yang paling dinamis, kompetitif, dan menjadi bagian penting dari ekonomi digital.
Pada 2019, laporan Google, Temasek, dan Bain & Co menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara (ASEAN).
Fintech memilki peranan besar dalam hal ini, dengan estimasi nilai sebesar 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan tahunan sebesar hampir 50 persen.
“Pada tahun 2025, fintech diperkirakan bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS, didorong terutama oleh pembayaran digital, e-commerce, layanan transportasi online, barang, dan lain-lain,” pungkas Menko Airlangga.