Sinar Mas Board Member: Kebijakan B30 Buat Sawit Jadi Primadona
Sinar Mas Board Member Franky Oesman Widjaja menilai sawit menjadi komoditas primadona menyusul kebijakan mandatori B30.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sinar Mas Board Member Franky Oesman Widjaja menilai sawit menjadi komoditas primadona menyusul kebijakan mandatori B30.
Pernyataan itu dia tegaskan karena tingginya angka pengangguran yang diakibatkan pandemi Covid-19.
"Jadi goodnews-nya sawit itu jadi primadona. Ini sangat terbantu sekali dengan kebijakan B30. Sekarang FOB (free on board) sudah hampir 800 dollar AS per ton," kata Franky yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan dalam diskusi virtual dengan pemimpin redaksi nasional, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Kemnaker Perkuat Pengawasan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit
Franky mengatakan Kadin bersama Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) menargetkan pendampingan 1 juta petani hingga 2023 mendatang.
Menurutnya, pendampingan PISAgro dilakukan pada petani sawit independen atau swadaya yang umumnya jauh dari standar industri.
Baca juga: Dukung Green Ship Strategy, Indonesia Sampaikan Implementasi B20 Dan B30 Pada Sidang AMTWG Ke-39
Jika produktivitas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) industri bisa mencapai 5 ton per hektare (ha), petani sawit rata-rata hanya 2-2,50 ton per ha.
"Dengan pendampingan, petani sawit diharapkan bisa meningkatkan pendapatan 50 persen bahkan 100 persen,” ucap Franky.
Franky menjelaskan Kadin dan PISAgro juga akan membangun sejumlah training center sebagai salah satu upaya pendampingan bagi para petani.
Adapun pendampingan 1 juta petani hingga 2023 akan menyasar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat.
Selain sawit, komoditas yang menjadi sasaran adalah padi, jagung, kakao, karet, kopi, kedelai, kentang, hortikultura, peternakan sapi dan sapi perah.
Sementara Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menambahkan pendampingan petani bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.
Rosan menuturkan petani yang terlibat PISAgro juga mendapatkan bantuan pendanaan, akses pendanaan, serta mendapatkan jaminan pasar karena dilakukan kesepakatan pembelian (offtake agreement).
“Upaya pendampingan sukses meningkatkan pendapatan petani. Kita lakukan ini karena jumlah petani sangat banyak sekitar 40 juta,” ungkap Rosan.