Ekonom Indef: Biden Fokus Energi Ramah Lingkungan, Bisnis Minyak dan Batu Bara Sengsara
Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dinilai akan memfokuskan arah kebijakan ke green energy atau energi ramah lingkungan.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dinilai akan memfokuskan arah kebijakan ke green energy atau energi ramah lingkungan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, masalah soal lingkungan hidup di era Biden akan mendapatkan perhatian lebih.
Baca juga: VIRAL Twit Boris Johnson Ucapkan Selamat kepada Joe Biden, Ketahuan Samarkan Nama Trump di Tulisan
"Apalagi Biden mengendepankan green energy atau energi ramah lingkungan bukan energi fosil. Meskipun butuh waktu untuk implementasi, tapi program Biden soal energi ini akan berdampak pada berkurangnya permintaan minyak dunia dan batu bara," ujarnya melalui pesan WhatsApp kepada Tribunnews, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Kasus Covid-19 di AS Tembus 200 Ribu dalam Sehari, Joe Biden Siap-siap Lockdown
Sementara itu, peluang ekspor biodiesel Indonesia ke AS juga tantangannya adalah soal sertifikasi dan standarisasi lingkungan.
"Di mana konsumen AS akan cek apakah produk sawit yang diekspor sudah ramah lingkungan. Inilah kewajiban pemerintah Indonesia untuk memastikan perusahaan dan petani sawit di Indonesia mematuhi standarisasi internasional terkait lingkungan hidup," kata Bhima.
Di sisi lain, dia menambahkan soal Undang-undang (UU) Cipta Kerja sebelumnya memang jadi problematik karena mendapat protes dari investor green investment.
"Negara maju seperti AS sebelumnya mengirimkan nota keberatan terkait makin menurunnya safeguard atau perlindungan lingkungan hidup, sekaligus hak hak pekerja. Padahal, Biden sangat fokus pada dua hal tersebut, sehingga ini bisa menjadi penghambat utama masuknya investasi langsung dari AS ke Indonesia dan UU Cipta Kerja harus dicabut jika Indonesia ingin kecipratan investasi yang berkualitas," pungkasnya.